Bukan Review [Melainkan Cacian] untuk Transformers 3 ~ "I'm just a leaf,not a flower"
Bukan Review [Melainkan Cacian] untuk Transformers 3 | "I'm just a leaf,not a flower"

Jumat, 26 Agustus 2011

Bukan Review [Melainkan Cacian] untuk Transformers 3



Berhubung postingan saya sebelumnya [Iridesence] agak nyangkut-nyangkut ma sontreknya film Transformers : Dark of The Moon, maka kali ini saya juga pengen nulis tentang film yang udah agak basi ini. 


Jadi begini ceritanya. Tadi malam kebetulan saya sedang jaga praktek malam ketika 2 orang abege labil paramedis kebanggaan klinik hewan tempat saya bekerja membincangkan tentang nonton film Transformer 3. Si ababil 1, yaitu Fajar yang telah menonton film tersebut memamerkan kepada kami betapa bagusnya efek 3D film tersebut. Karena terprovokasi emengan dari Fajar, si ababil 2 alias Eko spontan mengajak kami untuk nonton bareng Transformer. Setelah membrowsing di hape androitnya, si Fajar akhirnya menemukan bioskop yang masih memutar pilem tersebut, secara pilem itu udah lumayan basi, dan untung saja kebetulan saya dan Eko doyan yang basi-basi. Setelah menyepakati lokasi kami pun menilpon partner saya bekerja, yaitu drh. Tika untuk mengajaknya turut serta, dan kebetulan beliau setuju untuk bergabung.


Klinik kami tutup jam 8 malam, setelah berberes dan menumpang mandi di klinik, berangkatlah kami berempat menuju Pejaten Village menerjang kemacetan Mampang dan Warung Buncit demi Transformer 3D yang diputar jam 21.25. Kami sampai di TKP sekitar jam 21, dan untung saja masih dapat tempat duduk, yah sekali lagi secara filmnya udah basi jadi penontonnya ga terlalu banyak. Setelah mendapat tiket, saya dan mbak Tika menunggu di lobi XXI, sedangkan kedua paramedis ababil, Eko dan Fajar, berbelanja entah kemana.



Tibalah saat yang dinanti, kami masuk ke theater dan duduk manis. Mbak Tika duduk di pojokan dalam, Eko di pojokan luar, sedang saya duduk di tengah diantara mbak Tika dan Fajar. Opening film Transformer 3 ini memang cukup menawan. Efek 3D-nya langsung dapat menyita perhatian saya, dan Fajar yang kebetulan udah pernah menonton film ini beberapa kali mengeluarkan komentar-komentar yang menggugah rasa penasaran dan kadang juga berbau spoiler. 


Ketika film berjalan sekitar 5 menit, seorang teman saya, my movie partner, yang berada di kota lain mengirimkan sms kepada saya untuk memamerkan kalau dia besok mau mudik [FYI: saya tidak mudik tahun ini, dan ini merupakan Lebaran tahun ke-3 saya tidak mudik, yang berarti saya telah resmi menjadi Bang Toyip], dan saya balas "ejekan" dia dengan memamerkan kalo saya sedang menonton film basi dengan efek 3D yang keren, karena kebetulan di kota tempat beliau tinggal tidak ada bioskop yang memadai dan mampu untuk memutar film 3D, yang berarti ejekan saya tersebut berhasil. Namun yang tidak saya kemukakakan ke movie partner saya tersebut adalah bahwa 5 menit setelah sms terakhir dari beliau masuk, saya kembali melakukan hal yang hampir selalu saya lakukan ketika menonton bioskop, yaitu TIDUR


Yep, saya tertidur 5 menit dari sms terakhir, dan kebetulan hampir 90% dari total saya nonton bareng bersama beliau, saya ketiduran di bioskop. Dan kira-kira 80% dari total saya nonton bioskop [bersama siapa saja] pasti disertai acara ketiduran di dalam bioskop, apapun genre filmnya. Jadi untuk film ini, hampir setengah perjalanan awal film Transformer 3 ini saya tidak menontonnya karena ketiduran. Jadi saya sebenarnya tidak paham bagaimana cerita awal dari film ini, karena pada saat saya bangun tau-tau si Ironhide ditembaki dan mati. Loh oq isoh piyek kiy?? Ura mudheng ceritane, reti-reti lakon-e metong siji. (--")


Akhirnya dengan berjuang keras membuka mata saya yang ditutupi kacamata 3D saya kembali menonton film itu, dan dipandu dengan narasi dari si Fajar yang ternyata dari tadi monolog sendiri karena saya ketiduran, diajak ngomong ma si Fajar tapi diem aja. Nah dari sini saya baru bisa mereview film ini. Ummm,,bukan review sih sebenarnya, tapi lebih tepatnya adalah cacian untuk film Transformers 3: Dark of The Moon. Cacian ini sebenarnya lebih saya titik beratkan ke pemeran utama wanita dan satu-satunya di film ini, yaitu pemeran tokoh Carly [Rosie Huntington-Whiteley]. 


Tokoh "Carly Spencer" merupakan tokoh yang cukup penting di serial Transformers kartun, karena tokoh ini nantinya akan menjadi istri dari pemeran utama Spike "Sam" Witwicky. Jadi peran dari tokoh ini cukup sentral sebenarnya, yaitu sebagai salah satu daya tarik film, dimana 90% tokohnya adalah pria [termasuk robot-robotnya juga]. sehingga pemirsa pasti mengharapkan sesuatu yang "lebih" pada tokoh ini, baik dari penampilan fisik, maupun perannya dalam film tersebut.


Kalo dari penampilan fisik: centang deh!! Hampir semua pria yang memiliki testikel pasti mengatakan kalo Rosie Huntington-Whiteley benar-benar sexy, hot, dan cocok untuk sebagai "hiasan" film ini. 
Secara model Victoria's Secret boookkk [cita-cita terpendam saya.red]... Namun, sayangnya ada beberapa hal yang agak mengganggu kekhusukan menikmati film ini, antara lain:


1. Tokoh Carly Spencer ini benar-benar tidak berguna. Completely useless baik bagi para pejuang manusia maupun bagi para Autobot, dan menurut saya malah ngrempongi [merepotkan.red] saja bagi eksistensi para lakon film ini. Sepanjang film [minus saat saya tidur], saya sangat gemas menantikan dan berharap-harap adanya aksi keren yang bakal dilakukan satu-satunya tokoh wanita di film ini. Yah secara setiap hari saya selalu menonton serial-serial yang diputar di Fox, Foxcrime, Starworld, FX, dan AXN. Tentu saja saya mengharapkan aksi si tokoh Carly ini sekeren agen Ziva David di NCIS, ato agen Kensi Blye di NCIS LA. 


Menurut saya seksi dan cantik is a must untuk tokoh wanita di film action, namun peran dan fungsinya juga harus bermutu. Sebagai contoh Officer Kono Kalakaua di film Hawaii Five-O. Di film Hawaii Five-O versi original, tokoh Kono berupa seperti demikian :
Namun, agar tampak lebih manis n lebih menjual, di Hawaii Five-O versi baru, Kono pun harus rela menjalani operasi plastik dan operasi ganti kelamin menjadi seperti ini:
Namun hal ini tidak menjadi masalah, karena Kono yang baru sama bergunanya seperti Kono versi lama, walaupun lebih cantik dan seksi.

Nah bentukan seperti ini lah yang sebenarnya saya harapkan pada tokoh Carly ini. Yah minimal sejajar ma tokoh Mikaela yang diperankan oleh sesepuhnya, Megan Fox, yang bisa mengendarai motor balap dan mbengkel memperbaiki mobil. 
Namun mulut komat-kamit saya yang senantiasa melafalkan doa-doa agar si tokoh ini bisa lebih "berguna" hanya bisa dijawab oleh adegan seperti ini : 
Dan FYI, adegan serupa ini diulang-ulang muluk sepanjang film. (--")


2. Tokoh Carly ini sebenarnya merupakan tokoh yang terpelajar, karena dia bekerja sebagai utusan khusus dari British Embassy di Gedung Putih, namun apa yang terjadi, kenapa penampilan "intelektual"-nya malah mirip kayak bintang bokep yak??!! (--")


3. Walaupun diceritakan tokoh Sam dan Carly berpacaran, namun ekspresi muka dan bahasa tubuh dari Carly sama sekali ga ada something-somethingnya, TOTALLY FLAT!! 
Yah, memang kesalahan saya juga sih, karena sehari sebelum menonton film ini saya menonton ulang marathon Before Sunrise dan Before Sunset-nya Ethan Hawke dan Julie Delpy yang superb abis chemistry-nya. 
Jadi tampaknya memang saya berharap terlalu banyak dalam hal ini kepada si Carly. Maafkan saya teman-teman... (--")


4. Penampilan si Carly hampir sepanjang film relatif rapi jali, bahkan di saat dia harus berlari-lari berguling-guling di antara reruntuhan dan tembakan. Selain itu ekspresi muka si tokoh Carly ini nggak banget, alias kagak nyambung bookkk. Contoh :
Pliiisss deh, mana ada orang beneran yang cuma memasang tampang bodoh seperti ini padahal di belakangnya ada mobil meledak dan tiang mo terbang ke arah dia. Selain itu, baju putihnya tampak putih bersih seperti abis di bleeching, dan rambutnya masih keren tertata rapi dengan lipstik dan eyeliner yang masih utuh dan rapi di antara puing-puing dan debu-debu di sekitarnya. Tetoootttt... (--")

Yah, sebagai perbandingan saya tampilkan ekspresi muka dari sesepuhnya, Mikaela Banes [Megan Fox].



5. Nah, yang terakhir ini memang harus diperhatikan agak teliti dan menggunakan akal logis untuk mencernanya, yaitu SEPATU si tokoh Carly. Yep, Carly sepanjang pertempuran berlari kesana kemari menghindari peluru dan reruntuhan gedung mengenakan sepatu high heelsnya. Apa kagak rempong ya bookk larinya?? Dan sampai di akhir pertempuran pun, sepatu high heels-nya masih terpasang rapi manis cantik jali di kakinya. 
Keren yak??!! (--")


Yeah, overall sih special efects-nya memang superb dan menakjubkan. Dan hal itulah yang mampu membuka mata saya sampai film berakhir dan lampu kembali dinyalakan. Namun apakah yang terjadi ketika film berakhir dan lampu kembali dinyalakan?? Di sudut luar deretan kami, tampak seorang abege sedang tertidur dengan mulut terbuka dan kacamata 3D masih terpasang di wajahnya. Dan abege yang tertidur pulas tersebut ternyata adalah si Eko, ababil 2 dari klinik kami. Ternyata bukan hanya saya saja yang tertidur kali ini. (--")


Pesan Moral :
Jangan nonton di bioskop kalo pulang dari praktek malam. -drh. Tika Sumarlin, 2011-


NOTE : Gambar diambil dari berbagai sumber. All credits goes for them. Thank u..


10 comments:

amatechx3 mengatakan...

BLOG WALKING NEED FRIEDS LIST FOLOW ME I WILL FOLOW YOU BACK :)http://natamp3.blogspot.com/

Unknown mengatakan...

Kurang suka saya sama film tranformers dark moon,soalnya lebih interst sama akting megan fox dibanding yang sekarang :)
Dah saya follow blog kamu,gantian ya follow back blog saya

fika mengatakan...

brarti sama ga pentingnya sama cewe ahli komputer yg di rekrut pentagon tp berlogat aussie medok di transformer ptama ya mbak?kan wkt direkrut dia pk rok,pas di heli doi pk clana panjang (atau kebalikanny...lupita joice,ekke)either dia bw salinan atau emang ga continuity tp ga mgkn jg bw salin scara tas pun tinta bw (-_-")eniwei since sy blm ntn (yg brarti lbh basi dr km)mending nunggu bajakan yg kualitasnya dah bagusan aj kali yeee :p

tuanputriburukrupa mengatakan...

Kesimpulannya adalah, cewek2 yg ada di Transformer itu asli tempelan doang, mo syapapun yang meranin. Jadi menurut saya, akan jauh lebih bermutu sekiranya bila pemeran utama wanitanya diganti ma Suzanna aja. Pasti bermutu abis!! =D

hahahaha....n berhubung pilem basi ini jelek,,jadi daripada nonton bajakannya pilem ini, saya sarankan mending nonton Malam Satu Suro in 3D aja... 8)

Anonim mengatakan...

Saya juga sudah mengira seperti itu dari awal, soalnya si Carly ini ga ada tampang "rebel" sama sekali. Ga kayak si Mikaela Banes. Baik yang pertama dan yang kedua, Mikaela punya adegan yang lumayan ngefek, ga sekedar teriak2 dan lari2 doang.

Tapi kalo dikesampingkan yang ini, secara overall filmnya bagus. Selalu suka voice nya Prime, entah seri yang mana. Aksen berat dan berwibawa. :)

tuanputriburukrupa mengatakan...

@I2-Harmony Admin hehehe,,berwibawanya semacam pengisi suaranya Andy Lau sebagai Yoko di Return of The Condor Heroes yak?? Secara si Optimus juga mengalahkan Megatron dengan 1 tangan saja. Jangan2 doi jg udah belajar jurus Tapak Kerinduan Yang Memuncak dr si Yoko jg.. =D

fika mengatakan...

Betul!biar bgaimana suketi ngatemi is the best *sambil ngunyah melati

oktafiani berliansari mengatakan...

setuju banget dah sama blog ini.
males banget sama penggantinya megan fox. kurang greget.

murid uchiha obito mengatakan...

yayayayay..............

Unknown mengatakan...

Iya bagusan megan fox