Kaki Yang Istimewa ~ "I'm just a leaf,not a flower"
Kaki Yang Istimewa | "I'm just a leaf,not a flower"

Sabtu, 10 September 2011

Kaki Yang Istimewa

Dulu jika ada orang yang bertanya : "Bagian tubuh mana darimu yang tidak kamu sukai dan ingin kamu ubah??", saya pasti akan menjawab : "KAKI!!"

Semua wanita pasti mendambakan kaki panjang langsing dan mulus seperti Aura Kasih, atau mbak-mbak yang ada di Fashion TV. Kebetulan saya terlahir dengan sepasang kaki yang gemuk dan tidak terlalu panjang, yang oleh teman-teman saya sering dikatakan seperti "telo taun" ataupun "tales bogor". Pernah juga saya digoda teman saya dengan pertanyaan, "Becake ditilar teng pundi mbak??" [Becaknya ditinggal dimana mbak??], dengan kata lain mereka menyamakan kaki saya dengan kaki abang becak.. (--")

Sejak lahir, kaki saya sudah besar dan hal tersebut diperparah dengan kebiasaan dan hobi saya berjalan kaki kemana saja saya pergi. Sejak kecil saya sudah dibiasakan papah saya untuk menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki. Pada saat saya kelas 4 SD, papah saya menjemput saya les bahasa inggris di kotabaru, dan kami berdua pulang ke rumah kami di selatan Plengkung Gading dengan berjalan kaki. Perjalanan Kotabaru-Plengkung Gading yang kira-kira mencapai 5 km, lumayan juga buat anak SD seperti saya dulu. Dan akibat terlalu seringnya latihan-latihan berjalan kaki tersebut dijalankan dan dengan rute berbeda-beda, maka di saat saya beranjak dewasa, semakin membesarlah kaki saya tersebut.

Saya sangat menyukai memakai celana pendek, dan karena kaki saya yang besar tersebut, maka saya sering diejek oleh teman-teman saya. Dan seiring berkembangnya fashion pakaian wanita, semakin mupenglah saya mendambakan kaki panjang lencir seperti mbak-mbak Fashion TV. Namun apa daya hanya sepasang kaki ini lah yang saya punya. Sepasang kaki gemuk dan kekar, yang tidak dapat menjadi sex appeal bagi wanita dengan kondisi demikian. Ditambah lagi karena saya sangat sensitif terhadap gigitan nyamuk atau binatang yang lainnya, maka kaki saya pun penuh "sekrup" bekas gigitan nyamuk dan serangga lainnya. Kondisi demikian sering disebut oleh sahabat lama saya, Rico Mascot, sebagai "Burik". (--")

Seperti layaknya abege dan wanita yang beranjak dewasa, saya selalu mendambakan kaki panjang sexy, dan saya tidak pernah mensyukuri karunia kaki gemuk dan buriken yang diberikan kepada Tuhan ini kepada saya. Walaupun kaki saya ini lah yang mengantarkan saya kemanapun saya pergi. Kaki ini lah yang meluluskan saya di ujian-ujian olahraga di sekolah, karena saya memiliki catatan waktu yang cukup baik dalam hal berlari. Berkat kelincahan kaki ini lah saya selalu berhasil beradu sprint dengan para forward lawan tim basket saya, dan bahkan berhasil berperan dalam berbagai kejuaraan antar fakultas. Sama seperti papah saya, saya pun memiliki kecepatan berjalan seperti orang New York, dan hal tersebut tidak pernah saya syukuri sebelumnya, sampai pada suatu ketika.

14 Februari 2008, lutut kiri saya dioperasi karena patah avulsi tulang tibia saya. Malam valentine yang sungguh takterlupakan dan sangat mengubah total kehidupan saya. Selepas operasi berhasil dilaksanakan, saya harus menggunakan kruk untuk berjalan. Pada minggu awal post operasi, saya merasa sangat depresi, karena saya tidak dapat melakukan hal-hal sederhana yang harusnya mampu saya lakukan. Saya tidak dapat menyabuni tubuh saya dengan baik, saya juga kesulitan menggunakan kloset jongjok, saya tidak dapat tidur miring ke kiri, karena takut kaki kanan saya menindih lutut kiri saya, saya tidak bisa menekuk lutut saya, saya kesulitan memakai celana jeans, dan saya hampir pernah jatuh dari boncengan motor karena terlalu memaksakan diri untuk membonceng. Hal-hal tersebut benar-benar membuat saya frustasi, dan ada suatu titik dimana saya benar-benar depresi dan merasa tidak berguna sama sekali.

2 minggu post operasi, saya mendapat telepon undangan interview di Bandung. Di titik kedepresian saya, akhirnya saya nekat berangkat bersama mbak Chin, kakak perempuan saya, ke Bandung. Di sana saya kembali mendapatkan kesulitan lagi sehubungan kaki saya. Saya kesulitan berjalan di kawasan Cihampelas yang menanjak jalannya, dan bahu saya memar-memar karena terlalu dipaksakan menahan berat badan saya menggunakan kruk. Untunglah pada saat itu berat badan saya cuma 40 kg-an, belum sesemoq sekarang badannya.. =D

Dari hasil interview di Bandung, saya kemudian mendapat kesempatan untuk magang di drh.Koesharyono, seorang dokter hewan yang sangat terkenal di Jakarta, bahkan Indonesia. Beliau termasuk dalam jajaran selebritisnya dokter hewan Indonesia. Saya diberi waktu 1 minggu untuk bersiap-siap sebelum magang di Cilandak, Jakarta Selatan. Dengan kondisi saya yang masih menggunakan kruk dan belum dapat berjalan tegak, saya pun nekat datang ke Jakarta 3 minggu post operasi, dan itu semua berkat dukungan papah saya, kedua kakak saya, dan teman-teman saya.

Awal bulan Maret 2009, resmi sudah dimulai masa internship saya di klinik hewan drh. Koes, Cilandak. dimulai lah pula jam-jam panjang yang hampir 80%-nya berisi operasi. dimulai dari jam 9 pagi, sampai waktu yang tak terhingga. Bila beruntung, bisa pulang tepat waktu jam 9 malam, tapi kalo lagi banyak operasi numpuk, ya bisa pulang bahkan sampai jam 1 pagi. Dengan kondisi kaki yang masih menggunakan kruk, hal tersebut sangat menyiksa, namun juga sekaligus sebagai tempaan dan pelatihan saya agar bisa menggunakan kaki saya dengan normal kembali. Dengan jadwal demikian, kira-kira saya dalam sehari minimal berdiri sepanjang 8 jam, dan saya dituntut lincah kesana-kemari bak tenaga serabutan, seperti layaknya dokter-dokter magang lainnya. Hampir setiap malam dalam 2 bulan post operasi, selalu membengkak 2 kali lipat, karena terlalu banyak berdiri dan memaksakan kaki saya. Namun perjuangan saya itu tidak sia-sia. Berkat latihan operasi di hari kerja dan latihan jalan-jalan ngemall setiap hari minggu yang ditutori oleh sahabat saya, Nia, tepat 1 bulan setelah saya operasi, saya bisa melepas kruk saya, dan dapat berjalan dengan hanya menggunakan kedua kaki saya, walaupun masih agak terseok-seok.

2,5 bulan post operasi [with Nia and Dwi].

3 tahun telah berlalu sejak operasi lutut saya, dan saya semakin kagum dengan kemampuan yang ditunjukkan kaki saya. Banyak orang yang bilang, kalo orang yang pernah dibone-pinning biasanya akan merasa kesakitan di malam hari, akibat logam yang menjadi benda asing di tulangnya. Namun alhamdulialah, hampir 4 tahun sekrup saya ini menjadi teman tidur saya, dia sama sekali belum pernah bertingkah, dan saya sudah terbiasa hidup dengan ada dia di lutut saya. 

Sekarang masa-masa internship di klinik Cilandak sudah berlalu, namun kedua kaki saya tetap merupakan sesuatu yang sangat istimewa. Berkat kaki ini lah saya mampu melakukan operasi-operasi panjang dengan santai, di saat orang lain sudah mengeluh karena pegal terlalu lama berdiri. Berkat kaki ini pula saya dapat mendapat tempat yang terdepan di konser-konser, seperti Carlos Santana dan Helloween, karena kedua kaki saya ini rela untuk mengantri begitu lama demi berebut tempat. Kaki saya yang sudah cacat ini juga masih memiliki kecepatan berjalan dan kekuatan seperti kaki orang New York, walaupun bila digunakan berlari sudah tidak seperti dulu lagi, dan masih banyak lagi yang mampu dilakukan kedua kaki saya ini, dan terus dapat membuat saya kagum atas kemampuannya.

Tuhan memang sungguh aneh. Dia memberi saya sesuatu yang dari segi fisik merupakan kekurangan saya, namun ternyata dibalik kekurangannya itu, tersimpan sesuatu kekuatan yang besar, yang sangat berarti dan bahkan mengubah jalan hidup saya. Tanpa kedua kaki saya yang cacat, gemuk, dan buriken ini, saya mungkin bukan seperti saya yang sekarang. Seandainya saya memiliki kaki seperti Aura Kasih, bisa jadi saya tidak menjadi dokter hewan, dan saya tidak bisa berada di barisan terdepan konser-konser idola saya. 



Kakiku gemuk.


Dengkul kiri yang bersejarah [with mami].

Akhir kata, bila sekarang ada orang yang bertanya kepada saya, "Bagian tubuh mana dari tubuhmu yang paling istimewa dan membanggakan buat kamu?", maka dengan mantab saya akan menjawab : "absolutely KAKI!!!". ;)

0 comments: