Tampilkan postingan dengan label personal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label personal. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Desember 2012

he-she (part I)

"It's you....!", her pupils dilatated.
"Hello my dear princess", he greeted her.
She could not hold herself running to his open arms, wrapped her arms to his body so tight.
"I miss you", She whispered, still held him tight.
"I miss you too Princess."
But all in a sudden, the magic spell was broken, she started to realize how strange her situation is. "Wait, wait, wait, Where am I?"

Selasa, 23 Oktober 2012

Alih Profesi Dalam Sehari

Pernahkah anda dituntut harus melakukan sesuatu yang anda ketahui pasti bakalan mempermalukan diri sendiri?? Well, I did it today.

Pagi yang cerah di Nature Vet. Saya kebetulan mendapat shift pagi hari ini. Tiba-tiba, drh. Silfi, my boss, turun dari lantai 2 untuk mengembalikan telepon kantor sambil berkata kepada saya, "Ntar kamu syuting, soalnya aku mau pergi ke Cilincing. Kamu ntar syuting ma IB [nama seorang MC dan ertong terkenal blablabla ............."
Me, "Waaaatttt.....&%&#$$$#*%..!!!!", batin saya menjerit.

Sehubungan letak stasiun tipi nasional ternama Trans TV dan Trans 7 dekat dengan tempat praktek kami, urusan syuting-mensyuting dan diwawancarai bukanlah merupakan hal yang baru bagi kami, para dokter hewan Nature Vet. Saya sendiri sudah beberapa kali menongolkan muka buruk rupa saya baik secara sekelibatan maupun sebagai narasumber wawancara di beberapa acara stasiun tipi. Namun seberapa banyak kali hal itu dilakukan, masiiiiiiiiihhh tetep saja hal itu menjadi momok bagi kami [atau mungkin saya saja ya yang merasa demikian??]. Sehingga setiap ada telepon dari stasiun tipi untuk mengadakan liputan atau wawancara, kami selalu lempar-lemparan siapa yang akan menjadi "korban" dalam liputan tersebut.

Nah untuk syuting hari ini tadi dijadwalkan dilaksanakan pada pukul 16 sore. Bayangkan betapa galau, gelisahnya penantian saya untuk menunggu dari sekitar jam 11 siang sampai jam 16 sore. Berulang kali saya bolak-balik ke kamar mandi. Mo cerita curhat ke orang kok malu kalo diketawain. Namun karena saking tidak tahannya, saya akhirnya curhat via whatsapp kepada mbak Nia, mantan partner saya di Kutilang. Lebih tragisnya lagi, bukannya memberi suntikan semangat kepada saya, beliau malah mengatakan kalimat-kalimat yang "sangat menyemangati" sebagai berikut :

* "Pokoke nek kowe memalukan, aku meh pura-pura ura kenal wae ah."
--> Pokoknya kalo kamu memalukan, aku mau pura-pura nggak kenal aja ah
* "Mengko nek wes rampung cerito yoh, nibakke oplo wae."
--> Ntar kalo sudah selesai, cerita yak, njatuhin apa aja [di set]
* "Awas ojo disemprot MC-ne!"
--> Awas jangan disemprot [pake air minum] MC-nya [NOTE: hal ini berhubungan dengan kebiasaan dan cara minum saya yang menarik :)]

Watever and watehel those words, show must go on [karena sudah tidak ada waktu untuk kabur lagi mengingat para crew sudah datang]. *nyengir dengan penuh kepedihan* (--")

Akhirnya, si ertong IB pun datang dan menghampiri set yang terletak di ruang periksa. Melihat penampakan saya, om IB pun berseru, "Owh ini ya yang ceritanya jadi dokternya..."
Spontan saya pun berseru, "Bukan ceritanya! Tapi dokter beneran!!" *tetoootttt*
Kemudian sambil menyeting tempat, si mbak produser acara menyodori saya script yang harus saya hapalkan untuk berakting nanti, OMG!!! Dengan muka melas saya berkata kepada mbak pengarah gaya tersebut, "Mbak, saya jangan suruh ngapalin dialog panjang yak, mbledhos saya." sambil nyengir penuh kepahitan.
Mbak pengarah gaya pun dengan sabar menenangkan saya, "Gapapa mbak, nanti improvisasi aja, ga perlu persis banget." *tetoootttt* Tetep aja eikye harus ngapalin mbak..Hiks.. (--")

Tiba di opening scene. ceritanya saya harus menyambut om IB yang [ceritanya] merupakan pasien langganan saya. Blablablabla berbagai kalimat dan sapaan dilontarkan om IB dan saya berusaha membalasnya, dan sampai sekarang saya tidak inget apa aja yang saya katakan di depan kamera. Yang jelas saat om IB dengan lugas ngecipris di depan kamera, yang saya lakukan adalah metong gaye, alias mati gaya. Yang saya pikirkan pada saat itu, apakah saya harus liatin kamera? Ato saya harus liatin wajah om IB? Trus tangan saya harus ngapain?? Aku harus jawab apaan niy kalo ditanyain?? Dan yang saya lakukan di take pertama itu adalah tersenyum satir sambil mengelus-elus kucing jantan yang digendong oleh om IB. Cut!!!

Melihat kelakuan saya di take pertama itu, semua crew sepertinya pengen tertawa dan bila memungkinkan, mungkin mereka bakalan membentur-benturkan kepala melihat akting saya yang super parah. (--")
Mbak pengarah gaya dan para crew setuju untuk mengadakan take kedua, dan saat ucapan "satu kali take lagi" dilontarkan, saya secara spontan langsung ngacir lari bersembunyi di balik pintu ruang periksa sambil berseru "Oh noooo". *betapa memalukannya saya Oh Tuhan* (--")

FYI : ada 3 hal yang membuat saya otomatis kabur, yaitu : (1) Bila melihat polisi di jalan raya dan saya sedang mengendarai sepeda motor [walaupun saya punya SIM dan STNK lengkap], (2) Bila ditanya, "Kapan menikah blablablabla??", dan yang ke (3) Bila ada yang berkata, "Ulang take lagi!!" 

Para crew tertawa melihat saya, namun mereka sangat baik hati menenangkan dan menyemangati saya, terutama mbak pengarah gaya yang sabar memberikan kemudahan-kemudahan pada bagian dialog saya. Maafkan saya mbak, saya bukan ertong.. (--")

Take kedua berjalan "sedikit" lebih lancar, alias tidak terlalu memalukan seperti take yang pertama. Scene selanjutnya adalah pemeriksaan kedua kucing milik om IB di ruang periksa. Mbak pengarah gaya memberikan script kepada om IB yang kemudian lagsung bisa dijalankan dengan baik oleh beliau. bagaimana dengan saya?? Well scene pemeriksaan adalah mimpi buruk bagi saya, karena saya harus mengingat dan mengucapkan dialog-dialog panjang yang tertulis dalam script.  Pertanyaan-pertanyaan bodoh pun mulai terlontar dari mulut saya, seperti,"Nanti saya harus ngomong apa niy??" dan kemudian mbak pengarah gaya dengan sabar harus memberikan pengarahan lagi kepada saya. Mbledhos kale ya mbak tersebut harus berurusan dengan ertong abal-abal seperti saya. Om IB pun dengan baik hati berusaha membuat saya lebih nyaman dengan melontarkan teaser-teaser yang memudahkan saya untuk melakukan dialog saya. Karena frustasi pada saat disuruh mengulang take, saya pun dengan spontan berseru, "Yaolooohhh.. mendingan suruh operasi deh daripada suruh beginian." dan sontak seluruh crew tertawa.
Om IM pun sambil tertawa berseru, "Ada ya orang kaya gini, milih operasi daripada eksis.", dan crew-crew yang lain ikut tertawa.


Saya jadi ingat salah satu episode Grey's Anatomy. Alkisah dr. Callie Torres merupakan dokter bedah ortopedi yang sangat kenamaan di RS Seattle Grace. Pastinya dia bertemu dan berinteraksi dengan orang baru setiap harinya dalam melakukan client education. Namun tanpa disangka dia menderita Glossophobia, alias ketakutan yang berlebihan bila harus berbicara di depan khalayak ramai. Di dalam episode tersebut dia digambarkan sangat gugup dan terbata-bata dalam berbicara. Pendapat saya pada saat melihat episode tersebut dulu adalah IMPOSIBLE!! Mana mungkin dokter yang tiap hari berinteraksi dengan orang baru bisa mengalami glossophobia seperti itu. Namun sekarang setelah mengingat kelakuan saya tadi sore, Yep..That thing does exist!! *tertawa satir* (--")

Berulang-ulang take dilakukan dan hampir membuat saya gila [atau membuat om IB jauh lebih gila karena melihat kelakuan saya]. Berulang-ulang kali pula mbak pengarah gaya dan mas kameramen yang baik hati mengarahkan saya, yang katanya terlalu membelakangi kamera. --> Yaiyalah, wong saya pengennya ngumpet di kamar mandi.. (--")
Namun setelah berkali-kali take, akhirnya selesailah sudah mimpi buruk saya, dan akhir kata si om IB menyalami saya sambil berkomentar, "Sampe dingin banget loh ini tangannya!", dan sekali lagi saya hanya bisa tersenyum nyengir penuh kepedihan. (--")

KESIMPULAN : Semuanya maktub [sudah tertulis.arabic.red], saya seorang professional veterinary surgeon, not an ertong boookkkkk... Dan hari ini resmi saya mempermalukan diri saya sendiri dengan melakukan alih profesi menjadi ertong bala-abal. Ohemjaiiii.. *nylungsep sambil membentur-benturkan kepala*

Terimakasih untuk mbak pengarah gaya, mas kameramen, mas-mbak dari Nestle, dan om IB karena telah sabar membimbing saya sore tadi, dan maafkan atas segala kebodohan yang telah saya lakukan. *huge smile* :D


Everything has been written by the same hand. -Paulo Coelho, The Alchemist-

Senin, 27 Agustus 2012

Secangkir Kopi Hitam [part 2] : Review dan Permenungan

Saya adalah seorang penggemar kafein, namun saya bukanlah penggemar kopi hitam. Walaupun demikian, buku yang berjudul "Secangkir Kopi Hitam [Kumpulan Catatan Saat Mereguk Pahit Nikmat Secangkir Kopi Hitam]" ini tetap asyik untuk dibaca sambil menikmati segelas besar White Koffie kesukaan saya.

Gaya bertutur khas seorang blogger, itulah kesan pertama saya saat mulai membaca catatan pertama dari buku ini, Politik Sungguh Aneh Dipahami Akal Sehat. Menurut saya, gaya bertutur demikian means in a good way. Dalam artian, gaya bertutur para blogger biasanya adalah sederhana, lugas, lebih banyak menggunakan ungkapan literally daripada figuratively, sehingga lebih mudah dipahami oleh pembacanya. Singkat katanya adalah, we speak the same languange. :)


Jumat, 24 Agustus 2012

Secangkir Kopi Hitam [part 1] : Kejutan Menyenangkan

Haloooo, maafkan saya teman-teman karena lama sekali ga menulis di blog ini. Saya sebenarnya juga sangat merindukan menulis di blog ini. Harapan saya, semoga teman-teman masih ada yang menantikan kembalinya saya di blog ini. Postingan yang saya pilih sebagai awal kembalinya saya di blog ini tentu saja postingan menyenangkan yang terjadi baru tadi siang. Benar-benar fresh from the oven pokoknya deh. And I do really hope that u like it.

Sebagai seorang dokter hewan, setiap hari saya bertemu dengan orang-orang baru dengan berbagai macam karakter. Beberapa orang pernah skeptis mengatakan kepada saya, "Loh kamu kan dokter anjing dan kucing, bukannya dokter yang mengurusi manusia.". Untuk menjawab omongan-omongan tersebut, biasanya saya memakai kutipan yang diambil dari kitab Al Veteriner 1: 4 yang berbunyi, "Ketahuilah hai orang-orang beriman, bahwa sesungguhnya kami para kaum dokter hewan juga turut serta mengurusi dan berinteraksi dengan manusia, karena anjing dan kucing tidak dapat datang ke ruang periksa klinik kami dengan sendirinya tanpa ada manusia yang mengantar."
Berdasarkan kutipan itulah, kami para dokter hewan berinteraksi dan belajar mengenal buanyak sekali karakter orang. Ada klien yang lebay, ada klien yang rese, namun banyak pula klien yang baik.

Rabu, 15 Februari 2012

Mengapa Valentine??

Sudah 1 hari berlalu sejak 14 Februari. Sebuah tanggal yang cukup keramat bagi kebanyakan orang, walaupun mungkin mereka terkadang gengsi untuk mengakui bahwa tanggal tersebut memang keramat. =D
Love is in the air, namun pro kontra tentang Valentine Day ini menghiasi dari sekedar di twitter, hingga menjadi perbincangan di Pemda dalam rangka melarang perayaan valentine tersebut. Perdebatan mengenai sejarah hari valentine, omongan orang-orang yang katanya valentine bukan budaya kita lah, dan pembicaraan yang mengatakan valentine tidak sesuai dengan norma-norma kita lah semakin banyak kita temui di televisi, media tulis, maupun sosial media. Lepas dari pro kontra, secara pribadi saya sangat menyukai hari valentine, dan saya selalu merayakannya. Valentine menjadi salah satu hari favorit saya dalam setiap tahunnya, selain natal. Bahkan saya lebih menyukai valentine daripada hari ulang tahun saya. =)

Kamis, 09 Februari 2012

Believe and Hope


"As doctors, we're trained to give our patients just the facts. But what our patients really want to know is - will the pain go away? Will I feel better? Am I cured? What our patients really want to know is - is there hope?" -Meredith Grey, Grey's Anatomy-


Sebagai seorang dokter, selama ini saya sudah terbiasa untuk berpegang teguh pada fakta dan temuan yang ada pada diri pasien. Sehingga semisal saya telah mendapati hasil pemeriksaan klinis dan laboratorik pasien, saya akan menginformasikan fakta-fakta tersebut, kemungkinan terapi, beserta kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam perjalanan penyakit, beserta kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Patut saya garis bawahi, pernyataan yang paling saya tekankan kepada klien saya terutama adalah worst case scenario yang mungkin terjadi dalam perjalanan penyakit pasien. Mengapa? Karena hal tersebut dilakukan dalam rangka menghindari ekspektasi berlebihan dari klien, dan untuk menyiapkan klien agar tidak terlalu shock bila worst case scenario tersebut terjadi. Selain itu, secara pribadi, saya melakukan tersebut juga demi memproteksi diri dari teror dan tuntutan yang bisa saja terjadi bila worst case scenario tersebut terwujud dan tidak diinformasikan sebelumnya kepada klien. Berkesan seperti paranoid berlebihan yak?? Yeah, memang seperti itu adanya.

Minggu, 05 Februari 2012

Ventilator, Minyak Suci, dan Bius

Ventilator, minyak suci, dan bius... Ketiga kata itu terngiang-ngiang dan berputar-putar di kepala saya. Baru saja saya pulang dari RSPAD. Okti dan saya berniat menjenguk kembali Bella di RSPAD, namun sesampai disana ternyata Bella tidak boleh dijenguk siapapun termasuk keluarganya. Dan kemudian ketiga kata itu berputar-putar dalam pembicaraan kami dengan orangtua Bella. Ternyata Bella tidak boleh dijenguk karena sedang dibius penenang dan dipasangi ventilator. Tadi tengah malam, Bella sempat diberi sakramen minyak suci oleh Romo [pastur.red] dari Menteng.

Sabtu, 04 Februari 2012

Dear Bella

Dear Bella,
Banyak selang dan kabel bertebaran di tempat tidurmu, jangan-jangan kamu alih profesi jadi tukang selang ato tukang tipi kabel?? :)


Dear Bella,
Hidung dan mulut kamu ditutupi masker oksigen yang diiket di kepala, kamu baru naik pesawat yang turbulensinya terganggu yak?? Pasti kamu baru naek Air Force One. :)

Senin, 23 Januari 2012

Post Power Syndrome Akibat Over Dosis Waktu Libur

Happy Lunar New Year epribodi!! How's ur long weekend?? Mine is good, tapi juga ga begitu bagus juga sih. Piye jal itu, malah bingung ta mendeskripsikannya.


Jadi begini sodarah-sodarah, selama hidup di Jakarta keseharian saya selalu diisi dengan rutinitas tempo tinggi dari pagi sampai sore/malam, dan kadang-kadang diselingi beberapa aktivitas tambahan di malam harinya seperti nongkrong, nonton konser/film, atau have a drink or two. Pulang jam 1 dini hari, tidur jam 3 pagi, disambung dengan bekerja di pagi harinya dalam keadaan segar bugar sudah biasa. Saya pernah pulang jam 4 pagi, setelah nonton konser, lalu di pagi harinya berangkat praktek seperti biasa. Keseharian seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi saya. Nah dalam kondisi tersebut, jarang sekali saya terkena sakit, paling tidak di Jakarta ini hampir tidak pernah saya terkena serangan asma yang memang sudah saya derita sejak kecil. Hal yang aneh adalah, bila saya berada dalam kondisi libur melebihi jatah saya libur [seperti cuti, long wiken, dll] justru saya biasanya terkena sakit, namun bila kembali bekerja biasanya malah jadi sembuh dan segar bugar. Seperti kemarin dan hari ini, penyakit maag saya kumat, dan itu sangat menyebalkan sekali.

Afriani dan Bully Massal

Pernahkah di suatu titik dalam hidup anda, anda membuat kesalahan yang hukan hanya akan anda sesali seumur hidup, melainkan juga akan menghantui setiap hari di sisa hidup anda?? Mungkin itulah yang terjadi dengan diri seorang wanita yang sedang happening hari ini, yaitu Afriani Susanti atau yang lebih dikenal sebagai si Neng April. Mobil yang dia kendarai menyapu 12 orang pejalan kaki di suatu pagi, dan 9 diantaranya meninggal. Setelah diselidiki, ternyata Afriani tersebut sedang berada dalam kondisi loaded akibat pengaruh alkohol dan obat-obatan. Kutukan-kutukan, sumpah serapah, Hujatan demi hujatan dan bahkan menjadi konsumsi pem-bully-an massal di media sosial pun dia terima hari ini. Dan persis seperti wabah suatu virus, pembullyan ini pun berjalan dengan suksesnya, dari yang bersifat verbal tulisan, sampai gambar-gambar dan foto-foto yang berisi cacian. Bahkan pembullyan pun sudah mulai merangkak ke arah yang bukan hanya mengenai kecelakaan maut itu, melainkan sampai juga ke bentuk fisik tubuhnya. Maha dasyat benar kekuatan media sosial internet sekarang.

Jumat, 13 Januari 2012

2 Stories of 2 Partners

Malam yang dingin, Omeng meringkuk di bawah kaki saya, suara speaker berdentum-dentum melafalkan playlist di winamp, dan serial-serial favorit tergambar di tipi namun dalam keadaan ter-mute suaranya. Itulah gambaran malam ini di kamar saya.

Ada 2 kejadian penting yang terjadi di minggu ini, dan keduanya melibatkan orang-orang yang sangat berkesan di hidup saya. Yang pertama adalah kedatangan kawan lama saya yang tak disangka-sangka ke Jakarta, sedangkan yang kedua adalah perpisahan saya dengan kawan baru saya di Jakarta. Let me tell ya'll about them, cerita tentang 2 orang yang berkesan bagi saya.

Selasa, 22 November 2011

A Story of A Girl

CAUTION : Parental advisory for readers under 18!! [banyak kata-kata disensor]

Sebenarnya ini adalah postingan penuh emosi. Saya membuat postingan ini fresh from the oven, dalam artian fresh saat saya panas  dan gemes setelah menonton pertandingan Indonesia U-23 vs Malaysia U-23 semalam. Yah, seperti yang semua orang tahu, pertandingan ini berakhir dengan drama adu pinalti untuk kemenangan Malaysia. Yah, biarpun Tim Garuda Muda tampil superb dan berhasil membuat penonton bersemangat tadi malam, tapi namanya kalah ya teteppppp....hhhh... *kunyah-kunyah hape* Ah sudahlah saya tidak akan membahas penampilan ato Malingsyah, namun saya pengen bernostalgia masa-masa indah saya menonton pertandingan sepakbola.




**********




Sekitar 21 tahun yang lalu, di saat sepakbola di televisi selalu dibubuhi jargon "Siaran ini terselenggara berkat kerjasama dengan Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah dan iuran anda", ada seorang anak perempuan terbangun dari tidurnyadan tanpa sengaja melihat ayahnya sedang begadang menonton pertandingan final Piala Dunia.


Anak : Pah.. Papah nonton opo pah?? [Pah.. Papah nonton apa??]
Ayah : Iki nonton final Piala Dunia dik, iki loh Jerman maine apik banget.. [Ini nonton final Piala Dunia dik, ini loh Jerman mainna bagus banget..]
Ayah : Kuwi sopo pah?? [Itu siapa Pah?] *menunjuk seorang pemain di televisi*
Anak : Oooo.. Kuwi jenenge Lothar Mathaeus, pemain apik kuwi. Kapten-e Jerman Barat.. [Oooo,, ity namanya Lothar Mathaeus. Pemain bagus itu. Kaptennya Jerman Barat.]
Ayah : Ooohhh.. *mangut-mangut* *duduk di samping ayahnya menonton

Winning is Everything??



Pagi ini saya bangun bagaikan orang hangover. Kemudian setelah berkutat dengan kegiatan sebelum berangkat bekerja, saya datang di klinik tempat saya bekerja dan melihat bahwa kandang-kandang masih berserakan dan tempat-tempat makan anjing/kucing masih kotor dan si kennel boy sedang mencucinya. Melihat bentuk dan rupa si kennel boy tersebut, saya sudah menduga kalo dia juga dalam keadaaan mirip hangover dan lebih parahnya lagi, dia terlambat bangun!!


Selesai memberi makan pasien-pasien rawat inap, saya memulai pengobatan pagi bagi pasien-pasien rawat inap. Paramedis saya tampak sedang mengutuki kennel boy yang terlambat bangun tersebut, karena menyisakan beberapa tray urin dan feses yang masih kotor untuknya. Saya sendiri sebenarnya sudah memunguti beberapa feses yang ada di kandang, dan berusaha menahan mulut saya agar tidak mengomel kepada si kennel boy yang terlambat bangun. Setelah masalah tray feses usay, lagi-lagi paramedis saya nggrundel gara-gara tangannya tergigit salah satu pasien anjing yang dirawat inap di klinik. Paramedis saya lalu berkata kepada saya, "Perasaan dari tadi saya mengeluh muluk ya mbak. Pagi-pagi udah begini."
"Yeah, ga heran lah Mas, aku juga bete, males banget bangun tadi pagi. Rasanya males buat ngapa-ngapain.", jawab saya sambil mengisi spuit suntikan dengan obat injeksi.

"Sialan Malaysia.", kata paramedis saya spontan.
"Iya, kurang ajar. Bikin kita bete pagi-pagi nih.", sahut saya.

Minggu, 13 November 2011

Memelihara Kucing dan Memelihara Pacar

Hari ke-4 sejak Omeng, kucing saya tercinta kabur di klinik dan dia belum pulang sampai hari ini. Galau...galau...galau...


Jadi ceritanya selama hampir 1 tahun ini saya memelihara kucing kampina [lokal/kampung.red] betina dewasa yang saya beri nama Omeng. Si Omeng pertama-tama hanya datang sebagai kucing liar saja, pada suatu hari setelah saya mudik, saya mendapati dia sedang menyusui anak-anaknya di atas bedcover AC Milan saya, dan sejak saat itulah hubungan kami berlanjut. Dari main-main ke kamar saya, lalu saya bawakan makanan bekas dari klinik, sampai akhirnya saya belikan makanan khusus untuknya, sampai akhirnya dia saya operasi OH [sterilisasi.red] dan tidur di kamar saya. Sebuah hubungan yang tidak saya rencanakan, dan mengalir begitu saja karena pada dasarnya saya adalah dog person sejati. Namun berhubung pekerjaan saya mengharuskan saya setiap hari mengurus kucing, jadilah saya dog person yang mencintai kucing.


Saya sangat menyukai karakter si Omeng: tenang, jinak, cerdas, tidak nyolongan, hampir memiliki karakter seperti anjing. Setiap hari dia menunggui saya pulang kerja, bukan untuk mencari makan, namun hanya untuk mendapatkan perhatian saya. Kemanapun saya bergerak di rumah ini dia selalu mengikuti saya, seperti saat membuang sampah, membukakan gerbang untuk tamu, bahkan kadang dia menunggui saya mandi dan menunggu saya membukakan pintu kamar jika dia sedang di luar dan saya sudah menutup pintu kamar saya. Hampir semua teman-teman saya yang pernah bertemu dengan Omeng menyukainya dan memuji kelakuannya yang so sweet.

Senin, 31 Oktober 2011

3 Kota 3 Tilang

Surabaya, 2007

Pagi itu, saya beserta tim survey AI dari Kutilang baru saja sampai di Wonorejo, Surabaya. Kami sampai disana sekitar pukul 6 pagi. Seperti yang sudah-sudah, untuk bertahan hidup selama 10 hari disana, tentu saja kami membutuhkan logistik [baca: snack, kopi, batere, dll] yang biasa dibeli di supermarket. Dengan mantab dan heroik, saya dan rekan saya Akbar menawarkan diri untuk membeli jajanan logistik tersebut. Setelah cuci muka dan gosok gigi, tanpa mandi dan hanya bercelana pendek motif doreng kesayangan kami, berangkatlah kami dengan sotoy padahal ga tau jalan menuju supermarket Giant di mall terdekat [saya lupa nama mallnya]. Sesampai disana kami mengambil barang-barang yang ada di dalam belanjaan, dan di akhir sebelum membayar ke kasir, Akbar mengambil sebotol Mixmax Vodka rasa Blueberry yang tentu saja itu di luar dari daftar belanjaann

Setelah saya membayar barang-barang yang ada di daftar belanjaan, dan Akbar membayar Mixmax-nya, kami pulang berboncengan naik sepeda motor sambil membawa barang-barang belanjaan yang menyesaki motor kami. Sepanjang perjalanan kami mengobrol seru sambil ketawa-ketiwi sampai-sampai kami tidak menyadari kalo ternyata kami melewati operasi lalu lintas [baca: cegatan], yang ternyata di kiri-kanan kami sudah banyak polisi dan di depan kami banyak kendaraan dihentikan untuk diminta tunjukkan SIM dan STNK. Mampuuusssssss deh pikir kami, karena FYI si Akbar [yang berada di depan] tidak memiliki SIM. Akbar spontan mengomando saya untuk menyiapkan SIM saya [saya cuma membonceng] untuk diserahkan ke polisi.

Selasa, 25 Oktober 2011

Are You Smarter Than an Alayer??

Hey cyiiinnnn, how's ur day today??
Terus terang hari ini hari yang sangat membetekan bagi saya. Dimulai dari pagi-pagi saya sudah menyemprot klien saya karena menyuruh dengan memburu-buru saya yang masih keringatan abis berjalan dan belum bernafas dengan normal agar memeriksa anjingnya yang sebenarnya bukan kasus emergency. Lalu ada beberapa masalah yang lain, dan yang terakhir adalah karena membaca tentang pemusnahan massal anjing liar di Palembang dalam rangka menyambut Sea Games yang terkesan sangat dangkal dan nyari gampangnya aja [link source].



Pembasmian anjing liar dilakukan karena anjing liar dikhawatirkan menggigit manusia di sekitar kawasan Jakabaring yang akan dihadiri ribuan tamu asing itu. Kami akan menggunakan makanan yang telah dibubuhi racun untuk membasmi anjing-anjing liar ini.  - Asrillazi Rasyid, 2011 -

Rabu, 12 Oktober 2011

Bahasa Mawut ala Saya

Lama banget ga nulis bookkk,,,I miss u my blog.. =D
Diiringi lagu yang baru ngehits di playlist saya sebulan ini, Breakeven by The Script, saya menulis postingan ini. Maklum dalam sebulan ini saya baru banyak-banyak menyetel lagu-lagu dari The Script demi menonton perform live mereka besok November. =D


Well, jadi begini pemirsa.. Akhir-akhir ini [grammar] bahasa saya semakin mawut dari hari ke hari. 4 tahun di Jakarta memang semakin membuat saya fasih berbahasa Indonesia, karena dengan 8 jam/hari praktek di klinik, otomatis minimal 8 jam/hari lah saya menggunakan bahasa Indonesia. Nah selesai saya bekerja, kalo saya pulang ke kost tercinta, otomatis saya kembali menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan teman-teman saya di kost. Lalu saya setiap hari menelpon keluarga saya secara bergiliran, yaitu orang tua saya, kakak perempuan saya, dan kakak laki-laki saya, yang otomatis percakapan tersebut menggunakan bahasa Jawa. Sedangkan sebelum tidur, saya pasti menonton serial televisi atau donlotan pilem-pilem serial asal Amrik yang tentu saja menggunakan bahasa Inggris, yang tentu saja tanpa sengaja sedikit banyak saya terpengaruh juga dengan kosakata mereka. 

Kamis, 22 September 2011

Heroisme ala Daniel Yoga Perdana

Daniel Yoga Perdana [link source]


Yogyakarta, 1997


Di suatu sore, saya celingak-celinguk di depan stadion sepakbola di dekat Samsat seusai menonton pertandingan SMP kami melawan SMP lain di Jogja. Saya bingung mau naik bis apa untuk menuju ke SMP 5, karena kebetulan sore tersebut saya ada les di sekolah. Tiba-tiba dari dalam stadion muncul lah Yogex dengan sepeda motornya lewat di depan hidung saya, dan langsung dengan semangat '45 saya lagsung berteriak-teriak memanggilnya, dan membujuknya untuk mengantarkan saya kembali ke sekolah. Untunglah si Yogex dengan semangat heroisme tinggi bersedia mengantarkan saya ke sekolah, sehingga saya dapat mengikuti les sore tersebut.


**********


Yogyakarta, 1998


Di sebuah malam pelantikan anggota KPK Padmanaba, kami siswa-siswi baru saling dipasangkan berdua-dua dan ditutup matanya. Pada saat ditutup mata, saya kemudian dituntun oleh senior, kemudian digandengkan dengan sebuah tangan tanpa saya tahu itu tangan siapa, dan kami diwajibkan saling menjaga agar tidak ada yang terjatuh saat diputar-putarkan entah kemana. Tangan yang saya gandeng tersebut kebetulan lebih besar dari tangan saya, namun tangan tersebut cukup halus. Baru setelah mata kami dibuka dari penutup, saya bisa melihat siapa pemilik tangan yang saya gandeng tersebut, dan ternyata tangan itu adalah milik Yogek. Setelah usai acara pelantikan, Yogek kemudian berkata kepada saya bahwa tangannya tersebut kebetulan sebelum acara dimulai dia pakai untuk cebok dan dia belum mencuci tangannya setelah cebok. Seketika itu juga saya langsung mengumpat beberapa kata umpatan kepadanya dan bergegas menuju kamar mandi dan mencuci tangan saya berulang-ulang sampai entah berapa kali. (--")

Selasa, 13 September 2011

September to Remember


Hari ini adalah tanggal 13 September 2011. Banyak peristiwa besar yang terjadi di bulan September, baik di tahun ini maupun tehun-tahun yang sudah berlalu. Yeah, as usual, selalu ada "seseorang" yang berulang tahun di bulan September ini. Lalu di hari ini, tepat 7 tahun yang lalu, my beloved mom passed away, n I am sure that she is doing just fine out there. Selain itu, 10 tahun yang lalu terjadi sebuah peristiwa besar di belahan bumi yang lain, dimana peristiwa ini sangat berpengaruh bagi mereka bahkan kita semua yang berada di belahan bumi yang lain, yaitu peristiwa 11 September 2001.




11 September 2001, saya resmi menjadi mahasiswa baru di Universitas Gadjah Mada. Saya sedang berada di Balairung UGM bersama pacar saya [pada saat itu] menikmati pertunjukan yang ditampilkan oleh Cak Nun bersama Kyai Kandjeng-nya di acara penutupan Ospek universitas [saya lupa apa namanya]. Pulang dari acara Ospek tersebut, ternyata sudah ditampilkan di televisi, rekaman adegan pesawat menabrak gedung kembar WTC, yang diputar berulang-ulang dan berulang-ulang kali. Sebuah peristiwa yang sangat merubah wajah dunia. Cap "TERORIS" dibubuhkan untuk sekelompok orang, dan pengkotak-kotakan karena identitas menjadi semakin diperjelas. Sebuah kisah yang entah itu skenario atau memang patogenesis peristiwa ini pun digaungkan sepanjang waktu. Jurang pemisah antara baik-buruk dan hitam-putih semakin dalam. Sesuatu yang dulu dianggap sebagai keanekaragaman atau diversity, menjadi semakin diperuncing dalam sisi perbedaannya. Sesuatu yang tidak patut untuk dipertanyakan ataupun diurusi kebenarannya menjadi sebuah polemik, yang semuanya berujung kepada nilai semu seseorang hanya didasarkan kepada identitas dan bendera yang menaungi dia.

Sabtu, 10 September 2011

Kaki Yang Istimewa

Dulu jika ada orang yang bertanya : "Bagian tubuh mana darimu yang tidak kamu sukai dan ingin kamu ubah??", saya pasti akan menjawab : "KAKI!!"

Semua wanita pasti mendambakan kaki panjang langsing dan mulus seperti Aura Kasih, atau mbak-mbak yang ada di Fashion TV. Kebetulan saya terlahir dengan sepasang kaki yang gemuk dan tidak terlalu panjang, yang oleh teman-teman saya sering dikatakan seperti "telo taun" ataupun "tales bogor". Pernah juga saya digoda teman saya dengan pertanyaan, "Becake ditilar teng pundi mbak??" [Becaknya ditinggal dimana mbak??], dengan kata lain mereka menyamakan kaki saya dengan kaki abang becak.. (--")

Sejak lahir, kaki saya sudah besar dan hal tersebut diperparah dengan kebiasaan dan hobi saya berjalan kaki kemana saja saya pergi. Sejak kecil saya sudah dibiasakan papah saya untuk menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki. Pada saat saya kelas 4 SD, papah saya menjemput saya les bahasa inggris di kotabaru, dan kami berdua pulang ke rumah kami di selatan Plengkung Gading dengan berjalan kaki. Perjalanan Kotabaru-Plengkung Gading yang kira-kira mencapai 5 km, lumayan juga buat anak SD seperti saya dulu. Dan akibat terlalu seringnya latihan-latihan berjalan kaki tersebut dijalankan dan dengan rute berbeda-beda, maka di saat saya beranjak dewasa, semakin membesarlah kaki saya tersebut.