Tampilkan postingan dengan label vet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label vet. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 Oktober 2012

Alih Profesi Dalam Sehari

Pernahkah anda dituntut harus melakukan sesuatu yang anda ketahui pasti bakalan mempermalukan diri sendiri?? Well, I did it today.

Pagi yang cerah di Nature Vet. Saya kebetulan mendapat shift pagi hari ini. Tiba-tiba, drh. Silfi, my boss, turun dari lantai 2 untuk mengembalikan telepon kantor sambil berkata kepada saya, "Ntar kamu syuting, soalnya aku mau pergi ke Cilincing. Kamu ntar syuting ma IB [nama seorang MC dan ertong terkenal blablabla ............."
Me, "Waaaatttt.....&%&#$$$#*%..!!!!", batin saya menjerit.

Sehubungan letak stasiun tipi nasional ternama Trans TV dan Trans 7 dekat dengan tempat praktek kami, urusan syuting-mensyuting dan diwawancarai bukanlah merupakan hal yang baru bagi kami, para dokter hewan Nature Vet. Saya sendiri sudah beberapa kali menongolkan muka buruk rupa saya baik secara sekelibatan maupun sebagai narasumber wawancara di beberapa acara stasiun tipi. Namun seberapa banyak kali hal itu dilakukan, masiiiiiiiiihhh tetep saja hal itu menjadi momok bagi kami [atau mungkin saya saja ya yang merasa demikian??]. Sehingga setiap ada telepon dari stasiun tipi untuk mengadakan liputan atau wawancara, kami selalu lempar-lemparan siapa yang akan menjadi "korban" dalam liputan tersebut.

Nah untuk syuting hari ini tadi dijadwalkan dilaksanakan pada pukul 16 sore. Bayangkan betapa galau, gelisahnya penantian saya untuk menunggu dari sekitar jam 11 siang sampai jam 16 sore. Berulang kali saya bolak-balik ke kamar mandi. Mo cerita curhat ke orang kok malu kalo diketawain. Namun karena saking tidak tahannya, saya akhirnya curhat via whatsapp kepada mbak Nia, mantan partner saya di Kutilang. Lebih tragisnya lagi, bukannya memberi suntikan semangat kepada saya, beliau malah mengatakan kalimat-kalimat yang "sangat menyemangati" sebagai berikut :

* "Pokoke nek kowe memalukan, aku meh pura-pura ura kenal wae ah."
--> Pokoknya kalo kamu memalukan, aku mau pura-pura nggak kenal aja ah
* "Mengko nek wes rampung cerito yoh, nibakke oplo wae."
--> Ntar kalo sudah selesai, cerita yak, njatuhin apa aja [di set]
* "Awas ojo disemprot MC-ne!"
--> Awas jangan disemprot [pake air minum] MC-nya [NOTE: hal ini berhubungan dengan kebiasaan dan cara minum saya yang menarik :)]

Watever and watehel those words, show must go on [karena sudah tidak ada waktu untuk kabur lagi mengingat para crew sudah datang]. *nyengir dengan penuh kepedihan* (--")

Akhirnya, si ertong IB pun datang dan menghampiri set yang terletak di ruang periksa. Melihat penampakan saya, om IB pun berseru, "Owh ini ya yang ceritanya jadi dokternya..."
Spontan saya pun berseru, "Bukan ceritanya! Tapi dokter beneran!!" *tetoootttt*
Kemudian sambil menyeting tempat, si mbak produser acara menyodori saya script yang harus saya hapalkan untuk berakting nanti, OMG!!! Dengan muka melas saya berkata kepada mbak pengarah gaya tersebut, "Mbak, saya jangan suruh ngapalin dialog panjang yak, mbledhos saya." sambil nyengir penuh kepahitan.
Mbak pengarah gaya pun dengan sabar menenangkan saya, "Gapapa mbak, nanti improvisasi aja, ga perlu persis banget." *tetoootttt* Tetep aja eikye harus ngapalin mbak..Hiks.. (--")

Tiba di opening scene. ceritanya saya harus menyambut om IB yang [ceritanya] merupakan pasien langganan saya. Blablablabla berbagai kalimat dan sapaan dilontarkan om IB dan saya berusaha membalasnya, dan sampai sekarang saya tidak inget apa aja yang saya katakan di depan kamera. Yang jelas saat om IB dengan lugas ngecipris di depan kamera, yang saya lakukan adalah metong gaye, alias mati gaya. Yang saya pikirkan pada saat itu, apakah saya harus liatin kamera? Ato saya harus liatin wajah om IB? Trus tangan saya harus ngapain?? Aku harus jawab apaan niy kalo ditanyain?? Dan yang saya lakukan di take pertama itu adalah tersenyum satir sambil mengelus-elus kucing jantan yang digendong oleh om IB. Cut!!!

Melihat kelakuan saya di take pertama itu, semua crew sepertinya pengen tertawa dan bila memungkinkan, mungkin mereka bakalan membentur-benturkan kepala melihat akting saya yang super parah. (--")
Mbak pengarah gaya dan para crew setuju untuk mengadakan take kedua, dan saat ucapan "satu kali take lagi" dilontarkan, saya secara spontan langsung ngacir lari bersembunyi di balik pintu ruang periksa sambil berseru "Oh noooo". *betapa memalukannya saya Oh Tuhan* (--")

FYI : ada 3 hal yang membuat saya otomatis kabur, yaitu : (1) Bila melihat polisi di jalan raya dan saya sedang mengendarai sepeda motor [walaupun saya punya SIM dan STNK lengkap], (2) Bila ditanya, "Kapan menikah blablablabla??", dan yang ke (3) Bila ada yang berkata, "Ulang take lagi!!" 

Para crew tertawa melihat saya, namun mereka sangat baik hati menenangkan dan menyemangati saya, terutama mbak pengarah gaya yang sabar memberikan kemudahan-kemudahan pada bagian dialog saya. Maafkan saya mbak, saya bukan ertong.. (--")

Take kedua berjalan "sedikit" lebih lancar, alias tidak terlalu memalukan seperti take yang pertama. Scene selanjutnya adalah pemeriksaan kedua kucing milik om IB di ruang periksa. Mbak pengarah gaya memberikan script kepada om IB yang kemudian lagsung bisa dijalankan dengan baik oleh beliau. bagaimana dengan saya?? Well scene pemeriksaan adalah mimpi buruk bagi saya, karena saya harus mengingat dan mengucapkan dialog-dialog panjang yang tertulis dalam script.  Pertanyaan-pertanyaan bodoh pun mulai terlontar dari mulut saya, seperti,"Nanti saya harus ngomong apa niy??" dan kemudian mbak pengarah gaya dengan sabar harus memberikan pengarahan lagi kepada saya. Mbledhos kale ya mbak tersebut harus berurusan dengan ertong abal-abal seperti saya. Om IB pun dengan baik hati berusaha membuat saya lebih nyaman dengan melontarkan teaser-teaser yang memudahkan saya untuk melakukan dialog saya. Karena frustasi pada saat disuruh mengulang take, saya pun dengan spontan berseru, "Yaolooohhh.. mendingan suruh operasi deh daripada suruh beginian." dan sontak seluruh crew tertawa.
Om IM pun sambil tertawa berseru, "Ada ya orang kaya gini, milih operasi daripada eksis.", dan crew-crew yang lain ikut tertawa.


Saya jadi ingat salah satu episode Grey's Anatomy. Alkisah dr. Callie Torres merupakan dokter bedah ortopedi yang sangat kenamaan di RS Seattle Grace. Pastinya dia bertemu dan berinteraksi dengan orang baru setiap harinya dalam melakukan client education. Namun tanpa disangka dia menderita Glossophobia, alias ketakutan yang berlebihan bila harus berbicara di depan khalayak ramai. Di dalam episode tersebut dia digambarkan sangat gugup dan terbata-bata dalam berbicara. Pendapat saya pada saat melihat episode tersebut dulu adalah IMPOSIBLE!! Mana mungkin dokter yang tiap hari berinteraksi dengan orang baru bisa mengalami glossophobia seperti itu. Namun sekarang setelah mengingat kelakuan saya tadi sore, Yep..That thing does exist!! *tertawa satir* (--")

Berulang-ulang take dilakukan dan hampir membuat saya gila [atau membuat om IB jauh lebih gila karena melihat kelakuan saya]. Berulang-ulang kali pula mbak pengarah gaya dan mas kameramen yang baik hati mengarahkan saya, yang katanya terlalu membelakangi kamera. --> Yaiyalah, wong saya pengennya ngumpet di kamar mandi.. (--")
Namun setelah berkali-kali take, akhirnya selesailah sudah mimpi buruk saya, dan akhir kata si om IB menyalami saya sambil berkomentar, "Sampe dingin banget loh ini tangannya!", dan sekali lagi saya hanya bisa tersenyum nyengir penuh kepedihan. (--")

KESIMPULAN : Semuanya maktub [sudah tertulis.arabic.red], saya seorang professional veterinary surgeon, not an ertong boookkkkk... Dan hari ini resmi saya mempermalukan diri saya sendiri dengan melakukan alih profesi menjadi ertong bala-abal. Ohemjaiiii.. *nylungsep sambil membentur-benturkan kepala*

Terimakasih untuk mbak pengarah gaya, mas kameramen, mas-mbak dari Nestle, dan om IB karena telah sabar membimbing saya sore tadi, dan maafkan atas segala kebodohan yang telah saya lakukan. *huge smile* :D


Everything has been written by the same hand. -Paulo Coelho, The Alchemist-

Jumat, 24 Agustus 2012

Secangkir Kopi Hitam [part 1] : Kejutan Menyenangkan

Haloooo, maafkan saya teman-teman karena lama sekali ga menulis di blog ini. Saya sebenarnya juga sangat merindukan menulis di blog ini. Harapan saya, semoga teman-teman masih ada yang menantikan kembalinya saya di blog ini. Postingan yang saya pilih sebagai awal kembalinya saya di blog ini tentu saja postingan menyenangkan yang terjadi baru tadi siang. Benar-benar fresh from the oven pokoknya deh. And I do really hope that u like it.

Sebagai seorang dokter hewan, setiap hari saya bertemu dengan orang-orang baru dengan berbagai macam karakter. Beberapa orang pernah skeptis mengatakan kepada saya, "Loh kamu kan dokter anjing dan kucing, bukannya dokter yang mengurusi manusia.". Untuk menjawab omongan-omongan tersebut, biasanya saya memakai kutipan yang diambil dari kitab Al Veteriner 1: 4 yang berbunyi, "Ketahuilah hai orang-orang beriman, bahwa sesungguhnya kami para kaum dokter hewan juga turut serta mengurusi dan berinteraksi dengan manusia, karena anjing dan kucing tidak dapat datang ke ruang periksa klinik kami dengan sendirinya tanpa ada manusia yang mengantar."
Berdasarkan kutipan itulah, kami para dokter hewan berinteraksi dan belajar mengenal buanyak sekali karakter orang. Ada klien yang lebay, ada klien yang rese, namun banyak pula klien yang baik.

Kamis, 21 Juni 2012

Kepercayaan kepada Dokter dan Internet

Halloooooooo...lama sekali tidak berjumpaaaa.. =D
It's been so long, dan sekarang saya mencoba menulis postingan perdana dgn laptop yang berbeda dari yang sebelumnya. Buanyaaaakk hal yang terjadi beberapa bulan ini. Yah, nanti akan saya ceritakan kapan-kapan deh. Kalau yang paling aktual di minggu-minggu ini ya tak lain dan tak bukan Euro 2012 yang berarti semakin bertambahnya asupan kafein di dalam tubuh saya. Yes, I am a caffein junkie.. =D
Namun, selain Euro dan kafein, ada satu hal yang menonjol di kehidupan saya sehari, yang ga jauh-jauh dari kehidupan di klinik.

Alkisah pada suatu hari ada seorang bapak klien klinik kami menelpon saya. Sebelum menjadi klien kami, bapak tersebut menjadi klien seseorang yang mungkin sudah anda kenal sebelumnya di postingan saya sebelum-sebelumnya, yaitu dokter hewan Ingus meler. Bapak tersebut cukup gaul dikalangannya dan memiliki wawasan luas berdasarkan pergaulannya itu dan informasi yang didapat di internet.

Minggu, 19 Februari 2012

Vaksinasi Untuk Menyelamatkan Jiwa Anjing dan Kucing Kesayangan

Howdy guys, good midnite.. =)


Postingan tengah malam kembali saya lakukan malam ini. Malam ini saya pengen cerita sesuatu yang menyangkut kegiatan saya di klinik kemarin dan hari ini. Jadi begini ceritanya, hari sabtu kemarin, saya mendapat pasien seekor anjing mixed yorkshire terrier bernama Duffy. Anjing ini merupakan anjing dari klien langganan klinik tempat saya bekerja, dan memang sudah beberapa kali saya menangani anjing ini baik dari vaksin maupun pengobatannya. Anjing ini datang dengan kondisi lemas, tepar abis karena tidak makan dan minum selama lebih dari 5 hari, dan klien kami mengatakan kalo sudah 3 hari Duffy menderita diare berdarah kehitaman.


Mendengar anamnesis [cerita dari klien] tersebut, saya kemudian mengecek kartu status pasien Duffy, dan ternyata Duffy yang berusia 1 tahun lebih beberapa bulan ini sudah menerima beberapa kali vaksin termasuk vaksin lengkapnya [6 bulan yang lalu] dan kesemua vaksin tersebut dilakukan di klinik kami, dan salah satu diantaranya saya lakukan sendiri alias saya yang menangani vaksin terakhirnya. Saya kemudian meminta ijin untuk observasi sekaligus melakukan cek darah sementara menunggu hasil pengobatan sementara yang sedang diobservasi. Saya menerangkan kepada klien bahwa berdasarkan gejala klinis, bisa jadi anjing Duffy menderita Parvo, namun hal tersebut kecil kemungkinannya mengingat vaksinnya sudah lengkap dan dilakukan dengan baik oleh kami sendiri alias dokternya bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Namun kemungkinan terkena juga masih tetap ada, dan kalaupun terkena kemungkinannya untuk survive lebih tinggi karena antibodi Duffy sudah terbentuk.

Kamis, 24 November 2011

How To Be A Veterinary Surgeon For Dummies [part 2]


Masih kelanjutan di hari senin itu, malam harinya drh. Rifka mendapat pasien seekor kucing kampina hasil rescue yayasan penyayang kucing yang patah [fraktur.red] bonggol tulang paha kanannya. Malam itu juga kucing tersebut dix'ray dan distabilkan kondisinya karena kucing tersebut tidak mau makan. The next day, akhirnya dijadwalkan dan diputuskan bersama dengan "pemilik" kucing tersebut agar hari Rabu dilakukan operasi untuk menangani fraktur tersebut. 


Fraktur pada caput femoris [sebelum operasi]. 
Lingkaran kuning : Bonggol [caput] yang patah dan fragmen tulang femur [paha].



Secara teori dengan gambar x'ray demikian, saya nantinya tinggal mengambil bagian kecil yang patah itu, kemudian menghaluskan bagian fragmen yang tersisa dan menutup otot dan kulit pembungkusnya kembali. Teknik yang cukup mirip dengan yang saya lakukan kemarin Senin kepada anjing Prada. Bedanya untuk kasus kucing ini, saya tidak membutuhkan pahat dan pukul besi, karena bagian yang hendak dihilangkan sudah patah, jadi saya tinggal mengambilnya saja. Selain itu, dengan postur tubuh kucing 2,5 kg yang jelas jauh berbeda dengan postur anjing Husky 16 kg, kemungkinan besar saya tidak perlu mengerahkan banyak tenaga untuk menarik-narik dan memukul-mukul pahat. Yeah, itu teorinya!! Namun apa yang terjadi di dunia nyata??

How To Be A Veterinary Surgeon For Dummies [part 1]


Hari Sabtu lalu, Prada, seekor anjing Siberian Husky langganan lama kami datang ke klinik dengan kaki pincang. Setelah kami lakukan x'ray, ternyata tampak bahwa persendian panggulnya lepas dan penanganan satu-satunya adalah dengan jalan operasi Caput femoris ostectomy [pemotongan kepala tulang paha]. Karena saat itu jam praktek saya hampir habis, maka saya jadwalkan untuk mengoperasi Prada hari Senin siang.




Dislokasi caput femoris.
Lingkaran kuning : Tampak caput [bonggol] tulang paha keluar dari mangkok acetabulum.





Hari senin pagi, Prada datang diantar pemiliknya untuk dioperasi siang harinya. Sebelum operasi, saya dan mas Koy melakukan pencukuran di bagian yang akan dioperasi. Setelah mas Koy mencukur dengan menggunakan clipper, saya kemudian melanjutkan menghaluskan cukuran dengan menggunakan silet. Gandheng saya memang kagak ahli menggunakan silet, alhasil kaki si Prada menjadi mbeset-mbeset bagaikan abis dicukur oleh Gerwani PKI sambil bernyanyi Gendjer-gendjer. (--")

Kamis, 04 Agustus 2011

Dokter Hewan = Dokter Abal-abal?? Apa Keistimewaannya?? [part 1]

Tadi pagi saya mendapat whatsapp dari seorang teman yang berkata, "Kowe duwe kanca dokter tenanan ura??" [Kamu punya teman dokter beneran ga.red]. 
Lalu saya jawab dengan, "Loh, emange aku dudu dokter tenanan?? Emang aku dokter abal-abal??" [Loh, emangnya aku bukan dokter beneran?? Emang aku dokter jadi-jadian.red]
Kemudian teman saya tadi me-whatsapp saya lagi, "Aku lagi kesed ki, meh golek surat sakit dokter. Nek njaluk kowe teneh aku dadi Doberman." [Aku lagi males nih, mo cari surat sakit dokter. Kalo minta kamu ntar aku jadi Doberman.red].


Saya tertawa membaca whatsapp teman saya tadi. Tapi sekaligus merenung. Apa benar saya dokter abal-abal. Apakah dengan imbuhan "Hewan" di belakang kata "Dokter" akan menjadikan saya bukan seorang dokter beneran alias dokter abal-abal?? Hmmmm,, buat para pembaca yang menjawab "iya" untuk pertanyaan saya tadi,,,, well, u should read this posting.. cekidot...

Kamis, 30 Juni 2011

Dokter Bedah adalah Seorang Pecandu [part 2]

Apa persamaan dan perbedaan antara seorang dokter bedah dengan seorang pesulap??


Persamaannya adalah, mereka sama-sama membuat hal yang menakjubkan, misalnya:
1. Menghilangkan barang yang tadinya ada menjadi tidak ada 
[Pesulap: menghilangkan koin dari balik tangan, Dokter bedah: mengamputasi kaki]


2. Membuat sesuatu yang tercerai-berai menjadi bersatu kembali 
[Pesulap: menyatukan kembali uang yang sudah disobek-sobek, Dokter bedah: menyatukan dan merekonstruksi tulang yang multipel fraktur]


3. Memindahkan sesuatu ke tempat yang tidak masuk akal [Pesulap: memindahkan koin ke balik telinga pemirsa, Dokter bedah: transplantasi organ]


4. Menghadirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada menjadi ada [Pesulap: mengambil kelinci dari dalam topi, Dokter bedah: memancungkan hidung yang pesek].

Rabu, 29 Juni 2011

Dokter Bedah adalah Seorang Pecandu

Me : Ini pilihan yang sangat sulit. Terus terang untuk membuat keputusan ini tidak mudah.


Klien : Trus kalo dioperasi kemungkinannya gimana dok??


Me : Ini kondisinya sudah sangat buruk. Kalo tidak dioperasi, dia pasti mati karena kondisinya tidak mungkin membaik. Nah, kalo dioperasi, kemungkinannya ada 2, yaitu : Mati atau Bisa memperpanjang hidupnya. Saya tidak bilang sembuh, karena kalaupun operasi ini sukses dan bertahan, kita masih punya PR dengan kasus yang satunya. Jadi semua keputusan tergantung dari pemilik...


Klien : Ok, saya pikirkan dulu ya dok.


----------


As doctors, we're trained to give our patients just the facts. But what our patients really want to know is- will the pain go away? Will I feel better? Am I cured? What our patients really want to know is- is there hope? But, inevitably, there are times when you find yourself in the worst case scenario. When the patient's body has betrayed them and all the science we have to offer has failed them. When the worst case scenario comes true, and clinging to hope is all we've got left. -Meredith Grey, Grey's Anatomy s3e14-

Sabtu, 21 Mei 2011

It's another story of drh.Rifka

Masih ingatkah dengan drh.Rifka sodara-sodara??? =)
Yep,.ibu muda cantik 1 anak niy memang agak "beruntung" rupanya dalam penyebutan nama "klien" dan "pasien". Mengapa??Apakah ada bukti yang lebih signifikan lagi selain kejadian yang saya ceritakan kemarin??
Ummm,,,begini ceritanya..toret..toret... =)

Tadi siang ada seorang wanita muda bernama LUVITA yg membawa anjing pomnya untuk general check up. Setelah ditangani oleh drh.Rifka, mbak Luvita tersebut kemudian membayar biaya check up di kasir.
Naj,,kebetulan disitu pula ada sepasang pria n wanita muda yang membawa anjing mini pinchernya,yang kebetulan bernama VITA.

Tampaknya drh.Rifka sudah mengenal klien n pasien mini pincher itu,,sehingga dengan ramahnya drh.Rifka yang baru saja keluar dari ruang periksa langsung menyapa mereka dan berkata kepada anjing mini pincher tersebut,"VITA..VITA..halo VITA,,udah lama ga kesini ya..."

Kamis, 14 April 2011

Euthanasia - Put to Sleep - Mercy Sleeping

"Kondisinya sudah sangat buruk,dan kita sudah menemui jalan buntu. Prognosanya sangat buruk. Bila dia kesakitan sekali,mungkin ada baiknya kita tidurkan saja untuk membebaskan dia dari kesakitan..."

Kalimat-kalimat tersebut mungkin sudah sangat sering diucapkan oleh seseorang yang bekerja sebagai dokter hewan praktek. Yap,begitulah dengan saya. Saya merupakan pembunuh berdarah dingin,bila memang layak dilakukan dan memang itu sudah menjadi keputusan final.

Rabu, 06 April 2011

James Herriot and I

Yogyakarta, 2001

Aku tak mengenakan baju. Kandang itu tak berpintu. Angin meniup keras. Salju masuk ke dalam, dan bertengger di punggungku. Kurasa, hal seperti ini tak terdapat dalam buku. Aku tertelungkup di lantai, yang terbuat dari batu-batu bulat. Wajahku berbantalkan tahi lembu, yang baunya tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Lenganku kumasukkan dalam-dalam ke liang peranakan. Kakiku meraba-raba di antara batu mencari tumpuan, karena lembu itu terus-menerus menggeliat. Tubuhku penuh salju yang bercampur kotoran serta darah kering, karena aku hanya memakai celana. Di luar lingkaran nyala lampu, aku tidak dapat melihat sesuatu. Lampu minyak itu dipegang oleh petani pemilik lembu. Nyalanya tidak begitu terang dan berasap.
Hal berikut ini juga tak terdapat dalam buku. Misalnya tentang mencari tali dan alat-alat di dalam gelap. Tentang berusaha tetap bersih dengan air kotor setengah ember. Tentang batu-batu* bulat yang menekan dada. Tentang lengan yang lambat laun membeku. Tentang otot-otot yang sedikit demi sedikit menjadi lumpuh, waktu jariku berusaha keras melawan dorongan kuat dari dalam lembu. Tentang rasa lelah dan rasa putus asa yang makin lama makin berat. Tentang suara panik yang melengking-lengking jauh di dalam hatiku. Ini pun tak disebut-sebut dalam buku! 

Kamis, 10 Maret 2011

Antara "klien" dan "pasien"

Dokter hewan adalah profesi yg sangat unik. Banyak alasan kenapa profesi niy bisa dibilang unik,dari yg pasiennya ga bisa ngomong lah,yg jorok lah, yg serem lah, sampe yg keren (i wish..) lah.. =D
Tapi kali niy,saya pengen membahas keunikan profesi saya tercinta niy dari segi yg lain.

Seperti yg kita tahu, dokter hewan (dan dokter-dokter yg lain) merupakan pekerjaan yg bergerak di pelayanan jasa. Seperti sektor jasa yg lain, seperti salon, penjahit, designer, dll selalu berhubungan dengan yg namanya pelanggan atau dgn istilah kerennya adalah "klien". Nah,,untuk dokter-dokter yg lain,selain dokter hewan, memiliki sebutan lain bagi kliennya, yaitu "pasien". Hal ini lah yg pengen saya bahas di topik petang niy.. =D

Keunikan dr dokter hewan yg pengen saya bahas kali niy adalah masalah "klien" dan "pasien". Berbeda dgn dokter-dokter lain yg hanya memiliki "pasien" saja. Dokter hewan lbh istimewa karena selain memiliki "pasien" yg berupa binatang, mereka juga memiliki "klien",yaitu pemilik dari binatang tersebut. Setiap orang yg membawa hewannya ke klinik dokter hewan disebut sebagai "klien". Demikian pembukaan saya untuk mengupas masalah niy lebih dalam. Ready or not,,let us begin..klenteng..klenteng..klenteng.. <-- Andi Malarangeng wannabe