AC Milan Glories : A Legend That is Legendary ~ "I'm just a leaf,not a flower"
AC Milan Glories : A Legend That is Legendary | "I'm just a leaf,not a flower"

Minggu, 04 September 2011

AC Milan Glories : A Legend That is Legendary

Totally Legendary!! Itulah judul pertunjukan menarik yang disuguhkan oleh AC Milan Glories di Gelora Bung Karno malam ini.


Well, eribodi know kalo tim favorit saya sepanjang masa adalah AC Milan. Dan pertandingan inilah yang memberikan saya harapan dan mampu membooster mood saya sepanjang gentayangan di Jakarta selama libur lebaran ini. Saya membeli tiket untuk pertandingan ini sudah sejak bulan lalu, dan saya memiliki harapan yang besar untuk pertandingan ini, secara yang main adalah idola-idola saya semasa abege.

Sore yang sangat cerah ini dimulai dengan perubahan rencana akibat salah satu partner menonton saya, mas Bondhan ternyata tidak bisa hadir, akibat masih terjebak macicha muchtar [macet.red] di jalur selatan pulau Jawa. Sehubungan hal itu, saya langsung mengsms adik saya, Ganesh untuk menggantikan kedudukan beliau, karena eman-eman kalo tiketnya ga kepake. Namun sayang sekali sms saya tidak dibalas-balas, dan telpun saya tidak diangkat olehnya. Untunglah saya kemudian menelpun mami saya di Jogja, yang kemudian berkat beliau lah adik saya yang ternyata baru tidur itu bisa terbangun, akibat diteror telpun dari mami saya. =D
Dan akhirnya si Ganesh setuju untuk segera menyusul ke TKP demi menonton AC Milan.

Saya kebetulan janjian bertemu sahabat lama saya, Okti, yang sedari saya berkenalan sehati dengan saya bila berhubungan dengan AC Milan, di halte busway Kuningan. Mulai dari halte busway Benhil, atmosfir para tifosi Milanisti mulai tercium, dan berlanjut sampai ke GBK. Disana kami langsung antri berjejal dengan para tifosi lain. Namun untungnya kami sempat bernarsis ria dengan tiket kami masing-masing. <-- 4l4y detected (--")

    

Setelah mengantri sekitar 20 menit, kami pun akhirnya bisa masuk ke stadion dan disana sudah menunggu rekan kami yang lain, Ukek. Adik saya, Ganesh akhirnya berhasil menemukan saya di pintu masuk, dan saat saya masuk ke stadion, dia mulai mengantri untuk masuk ke stadion.

Okti, Ukek, dan saya bergegas masuk ke stadion untuk mencari posisi yang tepat, sekalian mencarikan tempat untuk Ganesh pula. ternyata stadion tidak begitu ramai, malah cenderung sepi, dan hal tersebut dapat dimaklumi karena hari pertandingannya masih dalam masa liburan lebaran, dan orang-orang masih pada pulang kampung. Walaupun demikian, semangat dari para tifosi AC Milan tetap membara dan berhasil menghangatkan suasana stadion GBK. Dengan red flare dan terompetnya, mereka berhasil menyulap GBK menjadi Sansiro wannabe.


Suasana Sansiro wannabe semakin terasa, karena kebetulan saya mendapat tempat duduk di belakang winger AC Milan, Robinho [abal-abal] yang beberapa kali tanpa sengaja ketendang pantatnya saat saya melakukan aksi spontan saya bila terjadi detik-detik menegangkan. Maap ya mas Robinho [abal-abal]. =D


Setelah melihat di big screen yang menampilkan komentator-komentator yang mbuh pada ngemeng apa, dimulailah pertandingan tepat jam 19. Dari line-up dapat ditarik kesimpulan bahwa line-up pemain-pemain AC Milan Glories merupakan gabungan antara pemain-pemain reserved aka AC Milan B, semacam Giunti, Roque Junior, Serginho, dan pemain-pemain legenda AC Milan yang sudah benar-benar bapak-bapak, semacam Baresi, Papin, Erasio, Massaro. Khusus untuk Serginho dan Roque Junior, keduanya merupakan spesialis pemain "dhapukan" yang dapat menghasilkan permainan yang impresif walaupun sebagai pemain spesialis pengganti.

Masih teringat perjuangan Roque Junior yang pontang-panting dengan cideranya di babak extra-time pada final piala Champion 2003. Pada saat itu Milan sudah tidak punya kesempatan mengganti pemain lagi, alhasil Roque Junior pun harus meringis-meringis terseok-seok di lapangan menahan sakit. Tapi berkat perjuangan itu, Milan pun berhasil mengalahkan Juventus dan berhasil menjadi juara Champion 2003.

Lain halnya dengan Serginho. pemain ini termasuk pemain serba bisa, dan terserah mo dijadiin apa bisa. Mo jadi winger kiri bisa, nggantiin Maldini di sayap kiri bisa, bahkan ngegantiin Shevchenko jadi striker pun bisa. Tak heran kalo permainannya benar-benar ngosak-asik barisan pertahanan timnas indonesia malam ini.


Namun yang agak janggal adalah, pertandingan ini tidak didahului dengan nyanyian lagu kebangsaan Indonesia maupun Italia. Agak aneh, karena ini adalah pertandingan timnas, dan padahal konser di JRL dan JJF pun sebelum artis utama tampil selalu didahului dengan bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan dan kebanggaan Indonesia Raya. Yeah, mungkin itu yang bikin Indonesia dibantai 5-1 tadi malam. (--")

Satu persatu pemain dibacakan namanya oleh "tukang conthong" [host.red] pertandingan ini. Nama-nama pemain yang dulu sering muncul saat jaman TVRI dan selalu dibubuhi embel-embel "Siaran ini terselenggara berkat kerjasama dengan Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah [SDSB] dan iuran anda" pun mulain dibacakan, seperti Ricky Yacobi, Rully Nere, Widodo C Putro, dll. Sepertinya sudah berabad-abad saya tidak mendengar nama itu dibacakan. Nama-nama para pemain AC Milan Glories pun juga mulai dibacakan. Tentu saja nama-nama seperti nelson Dida dan Franco Baresi lah yang menjadi paling diidolakan. Namun ada yang menarik, dari sekian nama, semuanya mendapat sorak-sorakan dari para penonton, KECUALI satu nama, yaitu : Benny Dolo, yang langsung disambut dengan teriakan koor "Huuuuuuuuuuuuuu..." yang meriah dan membahana dari para penonton. Yah piye ya, dari sekian banyak mantan pelatih timnas Indonesia, kenapa doi yang dipilih?? =D

Babak pertama berjalan dengan sangat mengenaskan timpang untuk timnas. Betapa kami para penonton komat-kamit berdoa agar timnas mampu menghasilkan paling tidak 1 goal di babak pertama ini. Yah paling tidak, kalo ga bisa menghasilkan goal, at least menghasilkan 1 shoot on goal lah, biar si Dida yang sedari awal celingak-celinguk mencari bakul tahu asin dan tukang bakso akibat menganggur kagak pernah megang bola. (--")

Yang paling antusias terutama ya Serginho. Pemain spesialis reserved yang satu ini berhasil mengosak-asik pertahanan Indonesia. Penonton [termasuk saya] bersorak-sorai kegirangan dengan ketiga gol yang dibuatnya di babak awal. Rocky Putirai yang menjadi idola saya dan sebelumnya pernah menjebol gawang AC Milan di Hongkong pun tidak berkutik kali ini. Sebenarnya Rocky larinya kuenceng banget, tapi sayang sekali umpan-umpan yang ada ya monoton gitu-gitu aja. Umpan-umpan pendek geje yang gampang diblokir oleh Baresi, Costacurta, dkk. Bahkan Costacurta pun sesekali tampak berada di barisan tengah, padahal doi kan bek tengah.

Serginho [link]

45 menit yang "menyiksa" tak terasa berlalu sudah. Saat turun minum, di big screen diputarlah berulang-ulang kisah audisi pencarian 60 anak yang akan diikutsertakan di Milan Junior Camp, Bali yang akan dilatih oleh Danielle Massaro. Di iklan tersebut diperlihatkan bagaimana audisi anak-anak tersebut, yang mirip dengan audisi reality show yang menjamur saat ini. Lalu diperlihatkan mereka sedang berlatih dan potongan-potongan kisah hidup mereka. Saya terharu melihat potongan-potongan iklan tersebut, mengingat Indonesian Junior All Star Team berhasil menjuarai turnamen di San paolo tahun lalu.


Di waktu turun minum itulah kami juga menyaksikan kedua kiper AC Milan Glories, yaitu Dida dan Taibi bermain sparing, dan Dida tampak sedang melatih tembakan langsung ke gawangnya. Semua berpikir bahwa Taibi pasti akan menggantikan Dida di babak kedua, dan memang benar adanya. Namun kejutaan yang sebenarnya adalah munculnya kembali si Dida namun dengan seragam yang berbeda. Bila di babak pertama dia mengenakan seragam hijau kiper, kali ini dia muncul kembali mengenakan seragan kebesaran AC Milan merah-hitam dan untuk melengkapi kejutan tersebut, Dida dipasang sebagai striker. Penonton bersorak melihat Dida yang tingginya hampir 2 meter itu kembali ke lapangan, dan mereka lebih bersorak lagi ketika tandukan mautnya mampu membobol gawang Hendro Kartiko.

Dida dan Taibi berlatih sparing

Sebenarnya permainan timnas tampak lebih menarik di babak kedua ini. Namun lagi-lagi finishing-nya ya cuman uthak-uthek di depan, tanpa ada shoot on goal yang mencekam. Ponaryo semacam kurang minum Ponaryo Sweat, dan bahkan Kurniawan yang diharapkan bisa jadi keberuntungan, tetap tidak bisa melakukan paling tidak shoot on goal. Hal ini menyebabkan para penonton terutama saya gemas setengah metong. Kalo ga malu ma sekitar, mungkin kursi kayu GBK sudah habis saya gigitin karena gemas kagak gol-gol. (--")

Adik saya berkali-kali memberikan instruksi ala pelatih ke bapak-bapak pemain timnas, "Oper Pak..", "Itu trobosan Pak, Rocky udah lari..", "Udah, tendang aja napa..", dan saya pun hanya bisa tertawa ngakak mendengar keberisikannya tersebut. Tapi credits patut diberikan kepada Pak Hermansyah yang mampu terbang untuk menepis tembakan Serginho. Begitu juga kepada Pak Rully Nere yang memberikan tendangan langsungnya ke gawang Taibi, yang mungkin berkat instruksi dari si Ganesh itu tadi kale ya?? *garuk-garuk* =D

Para penonton di GBK hanya bisa mengelus dada dan berkomat-kamit, "Tolong Baim ya Allah.." melihat timnasnya dibantai tim kesayangan dan idola mereka. Apalagi saat pinalti yang dilakukan si Ponari eh Ponaryo gagal goal, penonton pun semakin kentang [kena tanggung.reed], dan saya pun sudah mulai mencakar-cakar lengan Okti dan ganesh karena gemas. Namun di saat mantera si Baim itu sudah mulai basi, tanpa diduga Ricky Yacobi berhasil menyarangkan bola di gawang Taibi. Horeeeeeeeeee.... Pecah juga telornya.. =D

Ricky Yacobi [link]

Overall, pertandingan ini menyenangkan. Menyenangkan karena penonton bisa tertawa dan sekaligus berdecak kagum melihat penampilan-penampilan childhood idols-nya. Apalagi penonton disuguhi "bonus" lempar-lemparan celana kolor dari para pemain AC Milan Glories, termasuk Pak Franco Baresi. Bapak yang aneh, kenapa doi ngelepas celananya ya, bukannya kaosnya?? *geleng-geleng*

Harapan Baim, semoga AC Milan dateng lagi ke Indonesia suatu saat nanti, dan Baim bisa nonton langsung ke Sansiro. Tplong Baim Ya Allah..

FORZA MILAN!!


Okti, Ganesh, dan saya


Ukek, Okti, dan saya



Stadion Sansiro sekarang ditempeli lambang Garuda?? =D


5 comments:

Firman mengatakan...

menyenangkan bs nonton langsung di GBK.
sy nonton di tv pun tidak :(

tuanputriburukrupa mengatakan...

@Muhamad Firmansyah wah sayang bgt kl ga nonton..biarpun pemain2nya udh bapak2, skillnya masih mengagumkan loh.. =)

fika mengatakan...

Kasian ya si dida di babak ptama mukenya bete bgt krn nganggur.bahkan aq sempet liat dia tidur2an di pinggir gawang sambil mlamun mnatap angkasa luas,bertopang kpala smbl gigit2in rumput di ujung bibirny *drama* nyesel ga ntn lgsg krn kcapean mudik dadakan walaupun cma ke daerah Jabar.pdhl GBK dkt bgt dr rmhku (˘_˘")kl aq ntn lgsg pasti tak timpukin si ponari eh ponaryo yg cengangas-cengenges geje mulu kjaannya&pasangin gigi palsu k rochy buat boost smangatny :D doa sy smoga rumput di GBK ga botak2 krn bendol buang puntung rokok sembarangan&smoga juve mnyusul main di indo jg jd sy bs ntn descamp,pessoto,del piero,inzaghi,zidane,dll :D

tuanputriburukrupa mengatakan...

@fikakejadian paling oke ya pas Opa Baresi tiba2 nglepas celananya trus dilemparin ke penonton. Nyesel kenapa posisiku kurang deket, jadi kagak bisa ikut rebutan lemparan deh.. --"
Costacurta manglingi bgt, dulu kan gondrong gt, skrg rambutnya pendek jd mirik George Clooney.. awwwrrr... *gigit2 jempol* tapi ssayangnya kagak ngelempar apa2 doi.. --"

fika mengatakan...

Iyaaaa emberrr mirip clooney..daku syuka..makin tua makin kewrennn gmanaaa gt yaaa *garuk2 aspal* :D