Alih Profesi Dalam Sehari ~ "I'm just a leaf,not a flower"
Alih Profesi Dalam Sehari | "I'm just a leaf,not a flower"

Selasa, 23 Oktober 2012

Alih Profesi Dalam Sehari

Pernahkah anda dituntut harus melakukan sesuatu yang anda ketahui pasti bakalan mempermalukan diri sendiri?? Well, I did it today.

Pagi yang cerah di Nature Vet. Saya kebetulan mendapat shift pagi hari ini. Tiba-tiba, drh. Silfi, my boss, turun dari lantai 2 untuk mengembalikan telepon kantor sambil berkata kepada saya, "Ntar kamu syuting, soalnya aku mau pergi ke Cilincing. Kamu ntar syuting ma IB [nama seorang MC dan ertong terkenal blablabla ............."
Me, "Waaaatttt.....&%&#$$$#*%..!!!!", batin saya menjerit.

Sehubungan letak stasiun tipi nasional ternama Trans TV dan Trans 7 dekat dengan tempat praktek kami, urusan syuting-mensyuting dan diwawancarai bukanlah merupakan hal yang baru bagi kami, para dokter hewan Nature Vet. Saya sendiri sudah beberapa kali menongolkan muka buruk rupa saya baik secara sekelibatan maupun sebagai narasumber wawancara di beberapa acara stasiun tipi. Namun seberapa banyak kali hal itu dilakukan, masiiiiiiiiihhh tetep saja hal itu menjadi momok bagi kami [atau mungkin saya saja ya yang merasa demikian??]. Sehingga setiap ada telepon dari stasiun tipi untuk mengadakan liputan atau wawancara, kami selalu lempar-lemparan siapa yang akan menjadi "korban" dalam liputan tersebut.

Nah untuk syuting hari ini tadi dijadwalkan dilaksanakan pada pukul 16 sore. Bayangkan betapa galau, gelisahnya penantian saya untuk menunggu dari sekitar jam 11 siang sampai jam 16 sore. Berulang kali saya bolak-balik ke kamar mandi. Mo cerita curhat ke orang kok malu kalo diketawain. Namun karena saking tidak tahannya, saya akhirnya curhat via whatsapp kepada mbak Nia, mantan partner saya di Kutilang. Lebih tragisnya lagi, bukannya memberi suntikan semangat kepada saya, beliau malah mengatakan kalimat-kalimat yang "sangat menyemangati" sebagai berikut :

* "Pokoke nek kowe memalukan, aku meh pura-pura ura kenal wae ah."
--> Pokoknya kalo kamu memalukan, aku mau pura-pura nggak kenal aja ah
* "Mengko nek wes rampung cerito yoh, nibakke oplo wae."
--> Ntar kalo sudah selesai, cerita yak, njatuhin apa aja [di set]
* "Awas ojo disemprot MC-ne!"
--> Awas jangan disemprot [pake air minum] MC-nya [NOTE: hal ini berhubungan dengan kebiasaan dan cara minum saya yang menarik :)]

Watever and watehel those words, show must go on [karena sudah tidak ada waktu untuk kabur lagi mengingat para crew sudah datang]. *nyengir dengan penuh kepedihan* (--")

Akhirnya, si ertong IB pun datang dan menghampiri set yang terletak di ruang periksa. Melihat penampakan saya, om IB pun berseru, "Owh ini ya yang ceritanya jadi dokternya..."
Spontan saya pun berseru, "Bukan ceritanya! Tapi dokter beneran!!" *tetoootttt*
Kemudian sambil menyeting tempat, si mbak produser acara menyodori saya script yang harus saya hapalkan untuk berakting nanti, OMG!!! Dengan muka melas saya berkata kepada mbak pengarah gaya tersebut, "Mbak, saya jangan suruh ngapalin dialog panjang yak, mbledhos saya." sambil nyengir penuh kepahitan.
Mbak pengarah gaya pun dengan sabar menenangkan saya, "Gapapa mbak, nanti improvisasi aja, ga perlu persis banget." *tetoootttt* Tetep aja eikye harus ngapalin mbak..Hiks.. (--")

Tiba di opening scene. ceritanya saya harus menyambut om IB yang [ceritanya] merupakan pasien langganan saya. Blablablabla berbagai kalimat dan sapaan dilontarkan om IB dan saya berusaha membalasnya, dan sampai sekarang saya tidak inget apa aja yang saya katakan di depan kamera. Yang jelas saat om IB dengan lugas ngecipris di depan kamera, yang saya lakukan adalah metong gaye, alias mati gaya. Yang saya pikirkan pada saat itu, apakah saya harus liatin kamera? Ato saya harus liatin wajah om IB? Trus tangan saya harus ngapain?? Aku harus jawab apaan niy kalo ditanyain?? Dan yang saya lakukan di take pertama itu adalah tersenyum satir sambil mengelus-elus kucing jantan yang digendong oleh om IB. Cut!!!

Melihat kelakuan saya di take pertama itu, semua crew sepertinya pengen tertawa dan bila memungkinkan, mungkin mereka bakalan membentur-benturkan kepala melihat akting saya yang super parah. (--")
Mbak pengarah gaya dan para crew setuju untuk mengadakan take kedua, dan saat ucapan "satu kali take lagi" dilontarkan, saya secara spontan langsung ngacir lari bersembunyi di balik pintu ruang periksa sambil berseru "Oh noooo". *betapa memalukannya saya Oh Tuhan* (--")

FYI : ada 3 hal yang membuat saya otomatis kabur, yaitu : (1) Bila melihat polisi di jalan raya dan saya sedang mengendarai sepeda motor [walaupun saya punya SIM dan STNK lengkap], (2) Bila ditanya, "Kapan menikah blablablabla??", dan yang ke (3) Bila ada yang berkata, "Ulang take lagi!!" 

Para crew tertawa melihat saya, namun mereka sangat baik hati menenangkan dan menyemangati saya, terutama mbak pengarah gaya yang sabar memberikan kemudahan-kemudahan pada bagian dialog saya. Maafkan saya mbak, saya bukan ertong.. (--")

Take kedua berjalan "sedikit" lebih lancar, alias tidak terlalu memalukan seperti take yang pertama. Scene selanjutnya adalah pemeriksaan kedua kucing milik om IB di ruang periksa. Mbak pengarah gaya memberikan script kepada om IB yang kemudian lagsung bisa dijalankan dengan baik oleh beliau. bagaimana dengan saya?? Well scene pemeriksaan adalah mimpi buruk bagi saya, karena saya harus mengingat dan mengucapkan dialog-dialog panjang yang tertulis dalam script.  Pertanyaan-pertanyaan bodoh pun mulai terlontar dari mulut saya, seperti,"Nanti saya harus ngomong apa niy??" dan kemudian mbak pengarah gaya dengan sabar harus memberikan pengarahan lagi kepada saya. Mbledhos kale ya mbak tersebut harus berurusan dengan ertong abal-abal seperti saya. Om IB pun dengan baik hati berusaha membuat saya lebih nyaman dengan melontarkan teaser-teaser yang memudahkan saya untuk melakukan dialog saya. Karena frustasi pada saat disuruh mengulang take, saya pun dengan spontan berseru, "Yaolooohhh.. mendingan suruh operasi deh daripada suruh beginian." dan sontak seluruh crew tertawa.
Om IM pun sambil tertawa berseru, "Ada ya orang kaya gini, milih operasi daripada eksis.", dan crew-crew yang lain ikut tertawa.


Saya jadi ingat salah satu episode Grey's Anatomy. Alkisah dr. Callie Torres merupakan dokter bedah ortopedi yang sangat kenamaan di RS Seattle Grace. Pastinya dia bertemu dan berinteraksi dengan orang baru setiap harinya dalam melakukan client education. Namun tanpa disangka dia menderita Glossophobia, alias ketakutan yang berlebihan bila harus berbicara di depan khalayak ramai. Di dalam episode tersebut dia digambarkan sangat gugup dan terbata-bata dalam berbicara. Pendapat saya pada saat melihat episode tersebut dulu adalah IMPOSIBLE!! Mana mungkin dokter yang tiap hari berinteraksi dengan orang baru bisa mengalami glossophobia seperti itu. Namun sekarang setelah mengingat kelakuan saya tadi sore, Yep..That thing does exist!! *tertawa satir* (--")

Berulang-ulang take dilakukan dan hampir membuat saya gila [atau membuat om IB jauh lebih gila karena melihat kelakuan saya]. Berulang-ulang kali pula mbak pengarah gaya dan mas kameramen yang baik hati mengarahkan saya, yang katanya terlalu membelakangi kamera. --> Yaiyalah, wong saya pengennya ngumpet di kamar mandi.. (--")
Namun setelah berkali-kali take, akhirnya selesailah sudah mimpi buruk saya, dan akhir kata si om IB menyalami saya sambil berkomentar, "Sampe dingin banget loh ini tangannya!", dan sekali lagi saya hanya bisa tersenyum nyengir penuh kepedihan. (--")

KESIMPULAN : Semuanya maktub [sudah tertulis.arabic.red], saya seorang professional veterinary surgeon, not an ertong boookkkkk... Dan hari ini resmi saya mempermalukan diri saya sendiri dengan melakukan alih profesi menjadi ertong bala-abal. Ohemjaiiii.. *nylungsep sambil membentur-benturkan kepala*

Terimakasih untuk mbak pengarah gaya, mas kameramen, mas-mbak dari Nestle, dan om IB karena telah sabar membimbing saya sore tadi, dan maafkan atas segala kebodohan yang telah saya lakukan. *huge smile* :D


Everything has been written by the same hand. -Paulo Coelho, The Alchemist-

0 comments: