Home? Home! ~ "I'm just a leaf,not a flower"
Home? Home! | "I'm just a leaf,not a flower"

Kamis, 06 Desember 2012

Home? Home!

Langit yang mendung, badan yang menghangat karena demam akibat flu yang menyebalkan, keyboard yang huruf "N"-nya agak rendet (sehingga maafkanlah saya bila banyak typo di tulisan ini), dan alunan musik dan suara Shakira menghentak kamar, demikianlah suasana sore ini. Tidak banyak yang ingin saya tulis sore ini, karena otak saya ikutan menghangat seiring kenaikan temperatur tubuh saya. Hanya ada 2 hal saja yang ingin saya tuliskan disini

Pagi ini dimulai dengan kegiatan sehari-hari saya di klinik. Hal yang menarik terjadi di siang hari, di saat bos turun membawa memo yang berisi jumlah cuti bagi masing-masing dokter dan karyawan yang bekerja di klinik. Bos meminta agar kami segera mengambil sisa cuti, atau bila tidak diambil maka akan mendapat uang kompensasi di awal tahun 2013. Saya kebetulan menghabiskan semua jatah cuti saya untuk pulang kampung, sehingga tidak seperti kawan-kawan yang lain, terntu saja saya tidak mendapat uang kompensasi.




Bagi seorang perantau seperti saya dan memiliki banyak orang (dan hewan) yang saya cintai, moment pulang kampung merupakan moment priceless. Bisa tidur di sofa rumah orangtua saya, bertemu kembali dengan kawan-kawan lama, dan berjumpa kembali dengan Mr. Bear merupakan luxurious, dan kemewahan tersebut tidak akan saya gadaikan atau saya tukar dengan apapun tak terkecuali uang. Can't wait to be home, menghitung mundur hari-hari kereta api membawa saya pulang ke kota yang saya cintai.

Hal kedua yang menarik terjadi di sore ini. Saat hendak membuka email, tanpa sengaja saya membaca artikel di yahoo!OMG yang berjudul "Hidup di Saluran Pembuangan Air" yang berisi pasangan suami istri, bersama anjing mereka, di Kolombia yang telah 22 tahun hidup di saluran air. Inilah foto utamanya :
REUTERS/Albeiro Lopera (COLOMBIA - Tags: SOCIETY POVERTY)

Saya memandangi foto ini cukup lama. Entah mengapa, saya melihat sesuatu di dalamnya. Sesuatu yang benar-benar saya idam-idamkan dan saya rindukan selama ini. Kenyamanan dan kebahagiaan berada di dalam "rumah" mereka yang jauh dari layak. Saya tidak tahu bagaimana sebenarnya kehidupan mereka yang kemungkinan besar diliputi kemiskinan, namun dalam foto ini saya dapat melihat mereka bagaikan bersinar-sinar diliputi kebahagiaan dalam kesederhanaan, dan hal yang paling jelas tergambar di situ adalah dari mata si anjing hitam. 

Sudah bertahun-tahun saya menghadapi berbagai macam ras, perilaku, dan penampakan anjing dari yang seupil sampe yang segede anak gajah, namu di foto ini saya menemukan raut wajah bahagia di anjing ini. Sebagai dokter hewan, tentu saja saya dapat membaca raut muka anjing yang setres, anjing yang tercekam, anjing yang tidak bahagia, maupun yang bahagia. Di foto ini, saya melihat anjing yang nyaman bersandar pada tuannya, anjing yang memiliki kepercayaan penuh kepada tuanya. Tidak ada raut muka ketakutan atau tercekam di wajah anjing ini. Seekor anjing yang bahagia. Kata Caesar Milan, the dog whisperer, anjing mencerminkan psikologis pemiliknya, sehingga anjing yang bahagia ya hanya bisa didapatkan dari pemilik yang bahagia pula. Manusia mungkin bisa bersandiwara, namun anjing selalu jujur, n I'm pretty sure that he/she is a happy dog. :)

Sakit malarindu dan homesick semakin membuncah di dalam diri saya. Hewwww,,can't wait to be home soon. I'll be home for christmas. :)

0 comments: