Aku Memang Bang Toyip ~ "I'm just a leaf,not a flower"
Aku Memang Bang Toyip | "I'm just a leaf,not a flower"

Senin, 29 Agustus 2011

Aku Memang Bang Toyip

Bang toyib
Bang toyib
Kenapa tak pulang pulang
Anakmu anakmu
panggil panggil namamu


Pagi ini seperti biasa saya bangun jam 8 pagi, mandi dan bersiap-siap, kemudian berangkat ke klinik pada jam 9 tepat. Semuanya seperti biasa, namun begitu saya menuruni anak tangga kost saya, saya mulai menemukan hal yang berbeda. Sepi amat kost-kostan pagi ini, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Begitu juga ketika saya keluar dari pintu gerbang dan mulai berjalan menyusuri jalan kompleks, segalanya tampak lebih tenang, beda dengan hari senin biasanya. Ada apa ya gerangan?? Ya iya laaaahhhh,,ini kan tanggal merah Bu!! Sehari sebelum lebaran. Orang-orang mah udah pada keluar dari Jakarta, tapi yang ada saya masih berjalan menuju klinik untuk bekerja, seakan-akan hari ini bukan hari yang istimewa.


Ini adalah lebaran ke-3 [in a row] saya tidak pulang ke kampung halaman tercinta. Sebagai wong jowo tulen, lebaran sudah menjadi tradisi di masyarakat kami, apapun agama yang dianut oleh orang tersebut. Jadi kebahagiaan untuk dapat pulang kampung dan berkumpul bersama saudara-saudara di rumah seharusnya menjadi milik saya juga, BILA saya memang pulang kampung. NAMUN pada kenyataannya sudah 3 tahun ini saya tidak merayakan lebaran bersama keluarga karena pekerjaan saya, dan ini semua menjadikan saya resmi menjadi seorang BANG TOYIP.


tiga kali puasa
tiga kali lebaran
abang tak pulang pulang
sepucuk surat tak datang


Pernah ga anda berpikir, kira-kira apa yang dilakukan Bang Toyip sampe-sampe 3x puasa dan 3x lebaran si abang kagak pulang-pulang?? Apakah si abang emang setega itu tak mengacuhkan anaknya yang memanggil-manggil namanya [kurang ajar banget ya anaknya, manggil bapaknya dengan namanya <-- kuwalat]?? Bisa jadi si abang sebenarnya pengen sekali pulang, tapi memang kewajiban dari pekerjaan tidak mengijinkan beliau untuk pulang untuk menghajar anaknya yang kurang ajar memanggil-manggil namanya --> "Yip.. Toyip... Ndhang muliho Yippp.....!!!", begitu kira-kira cara anaknya memanggil-manggil ayahnya. (--")


Jika ada yang bertanya kepada saya, seberapa sering kamu pulang kampung dalam setahun?? Maka saya akan menjawab, yah biasanya sih 2x setahun, yah pol-polan 3x setahun. Jakarta - Jogja...... Bukan merupakan jarak yang sangat jauh. Naik kereta hanya sekitar 9 jam, naik pesawat hanya 45 menit. Tarif angkutan Jakarta - Jogja juga masih terjangkau kantong saya. Sebagai orang yang sangat dekat dengan keluarga, orang-orang yang menanyakan biasanya heran mengapa hanya 2x dalam setahun saya pulang, sedangkan banyak dari rekan-rekan saya bahkan bisa pulang kampung 2x dam 1 bulan saja.


Kebanyakan orang lalu berkomentar, "Wah, udah betah ya di Jakarta??", "Dah jadi anak Jakarta ya, ga kangen lagi ma kampung??", atau "Wah, kerja teruuusss, ngumpulin duit yang banyak ya, kejar setoran??". dan semua komentar-komerntar di atas sebenarnya adalah sangat KEJAM sodara-sodara. Walaupun biasanya komentar-komentar itu diajukan dengan nada bercanda, dan saya menanggapinya dengan bercanda pula, namun kalo ditelusuri mendalam itu semua adalah komentar yang cukup keji. 


Sebagian besar dari para Toyipers merupakan para pekerja public service yang memiliki jadwal kerja yang nyeleneh, tidak seperti para pegawai pemerintahan ataupun pegawai swasta kantoran. Para pekerja public service tersebut antara lain para dokter yang bekerja di rumah sakit, sebagian besar para dokter hewan praktek, pegawai di supermarket, mall, rumah sakit, tempat hiburan, stasiun, bandara, stasiun televisi, dll, para sopir angkutan umum, polisi, tentara, dan berbagai macam pekerja yang bekerja di layanan publik lainnya. Mereka biasanya memiliki jadwal yang "berbeda" dari para pekerja kantoran. Para toyipers biasanya sudah terbiasa untuk bekerja di hari minggu dan hari libur lainnya, bekerja di saat orang lain sudah beristirahat, ataupun tidur di pagi hari saat orang-orang sedang sibuk bekerja. Jadwal yang aneh itulah yang sedikit banyak menghambat atau minimal agak merepotkan para pekerja itu untuk menunaikan kebutuhan pulang kampungnya.


Bagi pekerja-pekerja dengan jadwal geje itu saat-saat lebaran seperti ini menjadi hal yang agak menyesakkan. Melihat Jakarta tidak macet memang menyenangkan, tapi kalau orang-orang yang dekat dengan kita juga tidak ada di Jakarta, apa menyenangkannya?? Bekerja overtime di saat liburan memang membuahkan uang ekstra, tapi bertemu dengan keluarga dan tidur dengan anjing-anjing saya di rumah adalah Priceless. Hal seperti itu tidak dapat dinilai dengan uang, walaupun harus berkompetisi mendapatkan tiket pulang kampung dan merogoh kocek dalam-dalam demi sebuah tiket. Bahkan uang lemburan pun meant nothing bila dibandingkan dengan kenyamanan berlibur di kampung halaman. Namun, kewajiban adalah kewajiban. Tanggung jawab yang sudah dilimpahkan kepada para toyipers suka maupun tidak suka harus tetap dijalankan dengan sebaik-baiknya, dan tinggal pinter-pinternya kami para toyipers aja untuk membuat suasana hati tetap prima di tengah kesepian ini.


Ga bisa dipungkiri, kesepian pasti ada. Munafik sekali saya kalo bilang "Saya tidak kesepian di Jakarta pada saat Lebaran". Kost-kostan sepi, teman-teman pada pulang kampung, dan tiadanya partners yang biasa diajak diskusi dan bekerja sama jelas membuat mood bekerja sedikit turun. Tapi yo piye maneh, show must go on, dan udah jadi kewajiban saya untuk menunaikan tugas di saat lebaran. Jadi ya nikmati saja, cari sesuatu yang bisa membuat semangat, dan sesuatu yang bisa menceriakan 1 minggu yang sepi ini sambil menanti kedatangan kembali kawan-kawan di ibukota tercinta ini.


Beberapa cara yang saya lakukan untuk membooster mood saya selama 1 minggu ini adalah:
1. No televisi nasional
Siaran televisi nasional pasti akan dihujani laporan tentang arus mudik, penetapan 1 Syawal, dan segala sesuatu yang mengingatkan kepada pulang kampung. Sehingga hal-hal tersebut Wajib Dihindari untuk sementara ini. Jadi dalam 1 minggu ini stay fokus ke Star World, Star Movies, Fox, AXN, dll, karena siaran mereka tetap konsisten menghadirkan siaran reguler tanpa ada embel-embel arus mudik yang menyesakkan. *sigh*


2. Berbelanja di tempat diskonan
Namanya Lebaran, pasti banyak diskonan di toko-toko. Jadi mumpung banyak diskonan dan jalanan ga macet, apa salahnya melampiaskan energi ke aktivitas yang satu ini. Tapi ya dengan resiko, setelah tanggal 4 September, saya harus ngosrek-osrek sampahan untuk bertahan hidup sampai gajian mendatang.


3. Skype-an dengan anjing-anjing saya
Walaupun dengan kwalitas gambar yang buruk karena fakir sinyal 3G, namun melihat secara live anjing-anjing saya yang berada beratus-ratus kilometer dari sini melalui layar komputer adalah suatu hal yang sangat membahagiakan. Call me lebay, n i won't not care, cause it really works for me.


4. Membeli tiket AC Milan Glories vs Indonesian Legend
Kebetulan, seperti yang telah diketahui, tim favorit saya AC Milan akan datang ke Indonesia tanggal 4 September nanti. Walaupun yang datang adalah muka-muka lama tim ini, namun saya tetap sangat bergairah untuk menonton mereka tampil di Gelora Bung Karno. Dan beruntunglah saya, mumpung saya kagak mudik, jadi saya bisa nonton mereka secara live. Soalnya kalo saya mudik, pasti saya ga bakal bisa nonton mereka.
FYI: Ini adalah kegiatan yang paling memboost mood saya dalam seminggu ini. Menanti kedatangan tim idola saya.




Selain keempat hal di atas tadi, tadi pagi saya mendapat kejutan yang sangat menyenangkan. Pagi ini orang dari ekspedisi mengantarkan sebuah paket untuk saya dari rumah. Setelah saya buka, paket itu berisi kue-kue kering homemade buatan adik mamah saya. N it tasted really good. Sebelum ini, paramedis saya mengeluh kepada saya dengan berkata, "Mbak, lebaran kenapa ga ada yang nganterin kue ya?? Kayak ga lebaran.". Dan setelah toples nastar kiriman rumah tadi saya buka dan saya suruh paramedis itu mengicipinya, dengan spontan dia berseru, "Nah, kalo sekarang berasa lebaran beneran.", sambil tersenyum lebar. Betapa a piece from home bisa membooster mood kita seketika.


Demikianlah sepenggal curhat seorang toyipers. Jadi jangan dianggap kalo bang Toyip itu orang yang sangat kejam, karena anaknya panggil-panggil namanya ga mau datang. Ya iya laaaahhhhh, bapak mana yang kagak bete dipanggil namanya secara langsung ma anaknya. Kalo orang kampung bilang itu istilahnya "njangkar" dan hal tersebut bila dilaksanakan akan berakibat kuwalat.


Buat para dokter, perawat, dan petugas yang berjaga di RS, para dokter hewan dan kennell boy yang rempong dengan rawat inap, para sopir, masinis, dan pilot yang mengantarkan para pemudik yang berbahagia, para karyawan di mall, supermarket, stasiun televisi, bandara, stasiun, terminal, tempat hiburan, dll yang melayani masyarakat, bapak-ibu polisi dan tentara yang menjaga keamanan, dan semua toyipers yang berbahagia, tetap semangat yak dalam menjalankan tugas. Semoga semuanya lancar, dan kita dapat bekerja dengan baik.


Akhir kata Selamat Idul Fitri sodara-sodara [entah Lebarannya Selasa ato rabu]. Mohon maaf lahir batin. =)

4 comments:

ingus_meler mengatakan...

haai cwiiint... besok malam makan bareng di sate klathak yuukss,,sambil ngnangkriing,,,hbs ntuu nyari gudheg..piye pye?? aq jemput jam piro?????

tuanputriburukrupa mengatakan...

@korban @elievia sarap hhhh.... (--") dasar ngespam!!

fika mengatakan...

Apaaaaa?alessandro 'billy' costacurta dtg jg k jkt,tante?(☉͡ะท☉͡)OMG!!! Tau gt ekke bli jg tiketny...tp...mehong yah??(⌣́_⌣̀)

tuanputriburukrupa mengatakan...

@fika kagak maharani nyah..eikye belimbing kategori 1 cm 150rebong..kl nyang tribun mlh cumi2 50rebeng dowang wang wang..mari mari mari nonton..kapan lg loohhh.. *kompor2*