Takkan Lari Jodoh dan Kucing Dikejar ~ "I'm just a leaf,not a flower"
Takkan Lari Jodoh dan Kucing Dikejar | "I'm just a leaf,not a flower"

Sabtu, 26 November 2011

Takkan Lari Jodoh dan Kucing Dikejar

Masih ingatkah dengan Omeng?? Itu loh, kucing kampina yang saya pelihara di kost, dan lalu beberapa minggu yang lalu kabur dari klinik [baca disini]. Mari kita flashback sedikit ke belakang. Setelah berhari-hari saya keliling kampung demi mencarinya, tanpa diduga-duga hari Rabu yang lalu dia muncul di depan klinik pada saat saya sedang melakukan operasi [baca disini]. Di tengah-tengah operasi yang cukup berat itu, Eko paramedis saya berteriak, teriak memanggil saya, "Mbaaakk,, mbaaakk,, Si Omeng mbaaakk!! Itu si Omeng di depan!!"
Secara spontan saya meninggalkan meja operasi, dan bergegas berlari menuju teras klinik untuk melihat apakah benar si Omeng ada di depan klinik, dan ternyata benar sodara-sodara, Omeng yang sudah berhari-hari saya cari ternyata sedang berdiri di depan saya dan memandang saya dengan curiga bin ketakutan. Omeng pada saat itu tampak kucel, kotor, dan lebih kurus. Maklum sudah berhari-hari dia menjadi kucing garong kembali.



Saya kemudian memanggil namanya, "Meeennngg...Meeenngggg...", tapi dia malah mundur kemudian berbalik berlari menyeberang jalan menuju ke rumah tetangga depan. Walaupun menurut saya Omeng tampak lebih kurus, namun ternyata dia masih cukup gendut. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan larinya yang lamban akibat keberatan perut, sehingga dengan mudah saya bisa menangkap perutnya. Saya tangkap perutnya dan saya angkat tubuhnya, namun dengan spontan si Omeng berbalik mencakar-cakar saya karena kaget dan takut mau diapa-apain lagi oleh saya. Karena dia mencakar-cakar, saya pun kemudian melepaskan pegangan saya, dan Omeng bisa meloloskan diri dan masuk ke pekarangan tetangga depan klinik. Hasrat hati ingin mengejarnya, namun apa daya saya masih punya pasien di meja operasi, sehingga saya terpaksa mengurungkan niat saya itu, memandang gerbang rumah tetangga dengan kecut, berbalik menuju klinik, dan dari kepala saya sayup-sayup terdengar backsound, Maafkan ku harus pergi, ku tak suka dengan ini. Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain. Terimakasih oh Tuhan, Kau tunjukkan siapa dia. Maaf kita putus, so thank you so much, I'm sorry goodbye. Sialan, kenapa harus lagu si Krisdayanto ini yang mampir di kepala saya saat itu!! (--")




**********




"Beneran si Omeng??", tanya mbak Tika saat saya muncul di meja operasi.
"Iya bener mbak, tapi kabur lagi, aku dicakar.", jawab saya dengan muka kusut. Udah operasi berantakan geje gini, si Omeng udah takcari-cari berminggu-minggu giliran udah di depan hidung malah kabur lagi.
"Gapapa, paling cuman di sekitar-sekitar sini aja kok. Nanti pasti balik lagi.", kata mbak Tika menghibur.




**********




Malam harinya, saya tidur agak sore. Biasanya saya tidur di atas jam 12, namun kali ini setelah semua yang saya alami di klinik, saya kecapaian dan tertidur saat Caesar Milan si Dog Whisperer mulai tampil di channel National Geographic. Ga tau sudah berapa jam saya tertidur, saya tiba-tiba terbangun karena mendengar suara alunan gitar intro lagu "Drive"-nya Incubus terdengar. Kamar saya sudah dalam keadaan gelap pada saat itu. Sambil mengumpulkan nyawa saya yang masih melayang-layang, saya coba mengingat-ingat, musik intro yang terdengar itu berasal dari mana ya?? Tingak-tinguk tingak-tinguk, akhirnya saya menyadari sesuatu, owaallaaaaahh, itu kan bunyi nada dering SMS dari hape saya. Saya meraba-raba di kegelapan mencari-cari hape saya, dan akhirnya saya menemukan hape saya itu. Ternyata ada sms dari Eko Paryono, yang tak lain dan tak bukan adalah paramedis saya. Berikut percakapan sms kami :


Eko : Mbak, kucingnya udah ku tangkep  
Me : Si Omeng ko?? Beneran?? Tengkyu ya
Eko : Ya bener lah
Me : Tengkyu ya ko. Asiiikk..
Eko : Sippp..


Saya tersenyum lebar di dalam kegelapan kamar, dan sayup-sayup terdengar backsound di kepala saya mengalahkan berisiknya tivi di depan saya, If ever you're in my arms again. This time I love you much better. Thank God, kali ini saya punya backsound yang tepat. =)




**********




Pesan moral:
Takkan lari jodoh dikejar dan takkan lari kucing dikejar. Saya jadi sadar, tindakan saya untuk melepaskan pegangan saya saat saya menangkapnya di depan rumah tetangga adalah tindakan yang tepat. Bila saya memaksakan untuk mengejarnya, mungkin saya akan tetap kehilangan Omeng, dan bisa jadi saya kehilangan pasien saya di meja operasi itu. Bila memang jodoh, Omeng pasti kembali, dan itu semua benar adanya. Sekarang Omeng sudah kembali ke rumah. Dia sudah kembali tidur di kamar saya yang nyaman dan makan makanan enak tanpa harus mengosrek-osrek sampahan atau menggarong kembali. Sejak saat itu, saya sadar dan meyakini satu hal bahwa memang takkan lari jodoh dikejar, dan takkan lari kucing dikejar. True story.. =))


Fun facts:
Alasan saya membawa Omeng ke klinik [pada saat hari dia kabur] adalah untuk melakukan pengobatan kepada Omeng. Karena sudah 2 hari sebelumnya, dia kencing berdarah dan anyang-anyangen, dan hal itu saya tengarai akibat pengaruh merk pakan yang saya berikan kepadanya sehari-hari. Nah, pada saat dia kabur, berarti baru hari ke-2 saya melakukan pengobatan kepadanya, dengan kata lain pengobatannya belum tuntas, dan oleh karena itu saya mencemaskan keadaannya. TAPI apa yang terjadi pada saat dia kembali pulang, voila...dia sudah tidak kencing berdarah lagi. Dia bisa pipis dengan lancar jaya tanpa anyang-anyangen. Suatu hal yang mengagumkan mengingat selama kabur, tentu saja Omeng mengandalkan mengosrek-osrek sampahan untuk menafkahi hidupnya. Sehingga dapat diambil kesimpulan, ternyata makanan dari sampahan lebih baik dibanding merk pakan kucing yang saya pakai sebelumnya. So ironic and so pathetic!! (--")


Omeng yang tertidur di kamar, setelah berminggu-minggu menjadi kucing jalanan kembali.
Sukurin, syapa suruh jadi kucing garong??!!!

0 comments: