2 Stories of 2 Partners ~ "I'm just a leaf,not a flower"
2 Stories of 2 Partners | "I'm just a leaf,not a flower"

Jumat, 13 Januari 2012

2 Stories of 2 Partners

Malam yang dingin, Omeng meringkuk di bawah kaki saya, suara speaker berdentum-dentum melafalkan playlist di winamp, dan serial-serial favorit tergambar di tipi namun dalam keadaan ter-mute suaranya. Itulah gambaran malam ini di kamar saya.

Ada 2 kejadian penting yang terjadi di minggu ini, dan keduanya melibatkan orang-orang yang sangat berkesan di hidup saya. Yang pertama adalah kedatangan kawan lama saya yang tak disangka-sangka ke Jakarta, sedangkan yang kedua adalah perpisahan saya dengan kawan baru saya di Jakarta. Let me tell ya'll about them, cerita tentang 2 orang yang berkesan bagi saya.


**********

Ayu Widya Primanda. A sweet atractive girl who went to the same college with me. Pertama kali saya bertemu, saya melihatnya sebagai gadis modis berpenampilan keren di antara belantara orang-orang berpenampilan katrok di kampus kami. Harap maklum, kampus kami banyak berisikan mahasiswa-mahasiswa berpenampilan katrok-semrawut, walaupun beberapa di antaranya harus saya akui memiliki penampilan keren in special ways. Pada saat itu, saya termasuk dalam golongan mahasiswa berpenampilan jauh dari kesan modis, dan malah cenderung semrawut, namun lain halnya dengan Ayoe [her nick name]. Secara natural, beliau memiliki kemampuan khusus untuk berpenampilan keren dan mendandani orang lain, termasuk saya. Sejak dulu sampai kemarin minggu ini, beliau lah yang selalu memberikan saran-saran fesyen bahkan mendandani saya bila kami bersiap-siap menghadiri suatu acara penting.



Di pertengahan masa kuliah kami, saya baru menemukan bahwa ternyata saya dan beliau memiliki cukup banyak kesamaan, yaitu sama-sama bermain gitar, sama-sama menyukai musik, sama-sama suka menyanyi dan menulis lagu, sama-sama lebih sering bergaul with males daripada females, dan yang terutama adalah ternyata kami sama-sama menyukai tipe bad boys. Dan hal yang terakhir itu lah yang kami sesali sampai saat ini. hahah.. (--")

Actually, kami tidak bisa disebut sebagai "best friends" pada saat itu. Dia memiliki best friend sendiri, dan begitu juga dengan saya. Kami memang sering nongkrong bareng, tergabung pada band abal-abal yang sama, dan bahkan we were dating the same kind of men yang ternyata berteman juga tapi tetap saja kami tidak bisa disebut sebagai "best friends". Saya tidak tahu sebutan apa yang tepat untuk menggambarkan hubungan kami, namun yang saya tahu pasti she's always be a good partner for me in every ways. Hal tersebut saya sadari saat Ayoe menyanyikan lagu ciptaan saya dengan indah dan emosi persis seperti yang saya harapkan, and that means she really knew my feelings when I wrote that.

Saya teringat, kepada Ayoe lah saya pertama kali bisa mengakui bahwa "dating relationshit" saya dengan mantan saya telah berakhir. Pada saat itu saya bertemu dengan Ayoe setelah sekian lama berpisah sejak pelantikan dokter hewan, dan dia tiba-tiba menanyakan tentang relationshit saya pada saat itu. Saya yang selalu menghindari topik itu bila ditanyai oleh teman-teman saya, namun dengan Ayoe secara jujur dan spontan mengatakan bahwa itu semua telah berakhir. Sesuatu yang telah saya pendam sekian lama waktu. Dan pada saat itu, Ayoe sama sekali tidak berusaha mengorek informasi lebih lanjut, malahan dia hanya berkata dengan suara lembutnya, "Pasti kamu sedih banget ya Liv sekarang?". Hanya itu yang dia katakan, tanpa berusaha kepo mengorek gosip atau apapun yang membuat saya tidak nyaman. Tidak kepo dan selalu mengerti, itulah yang saya suka dari Ayoe. Begitu juga pada saat "dating relationshit" Ayoe berakhir, saya merasa tersanjung karena saya menjadi salah satu dari orang-orang yang dia kabari secara langsung, and it felt so nice to be there to comfort her at that time.

2 malam saya bersama dengan Ayoe minggu lalu, and it was a very good nights. Very long long long talks at nights, berbincang tentang banyak hal dari masa lalu, masa kini, sampai masa depan, berbincang tentang pemikiran-pemikiran kami, bahkan sampai dengan berbincang acara-acara televisi ga penting. Saya benar-benar merasa menemukan my long live partner. Well, kalo di laki-laki kita mengenal istilah "Bromance" untuk hubungan semacam Sherlock Holmes dan dr. Watson, atau Ted Mosby dengan Barney Stinson, nah dengan Ayoe ini lah dari dulu sampai sekarang saya merasa menemukan "Sistmance" saya. =)

**********

Pernahkah anda bertemu dengan seseorang yang merupakan potret negatif dari anda alias segala sesuatu yang ada di dalam kita berkebalikan dengan seseorang tersebut?? 


Rifka Jamalia. A beautiful gentle one child mom. Pertama kali bertemu dengannya, beliau sedang dalam keadaan hamil anak laki-lakinya Rio. Kesan pertama pada saat bertemu adalah, "Busyet, lembut n baik amat niy orang!!", sedangkan kesan berikutnya adalah, "Seandainya aku jadi Tuhan, tampaknya dia orang bisa langsung lolos audisi masuk surga deh."





Orang [yang memiliki lambe semacam Mario Teguh] berkata bahwa air dan api tidak akan bisa bersatu. But, as gambeh as Mario Teguh, pernyataan tersebut adalah gambleh. <-- Geje ;D
The point is, Rifka merupakan sebuah pribadi yang memiliki sifat-sifat yang sangat bertolak belakang dari sifat-sifat saya, but in cool ways, saya merasa sangat nyaman hidup bersama dengan beliau. Yep, air dan api ternyata bisa hidup berdampingan setiap hari.


Sebagai co-workers, otomatis selama hampir 3 tahun ini, keseharian saya selalu diisi dengan kehadiran beliau. Maklum kami sama-sama bekerja di klinik yang sama. Setiap hari berinteraksi, berpartner, bahu membahu memecahkan kasus dan menghadapi kesulitan yang ada, saling menggantungkan hidup, and always have each other back. Saya selalu membayangkan Rifka sebagai Luna Lovegood, dan saya sebagai Hermione Granger. Sungguh gambaran yang berkebalikan dan bertolak belakang, but in cool ways. Kata-katanya yang lembut dan keibuan, sifatnya yang selalu berhati-hati dalam bertindak, ketelatenan dan kesabarannya, sangat-sangat "anti-elieve", alias berkebalikan dengan sifat saya yang cenderung bossy, ceroboh dan meledak-ledak. Namun justru perbedaan-perbedaan itu yang memjadikan kami sangat cocok. 


Selama ini, belum pernah saya merasa bosan mengobrol dengannya. Setiap hari kami mengobrol, dari hal seputaran pasien dan klinik, tentang resep masakan favorit kami, tentang kehidupan dan keluarga kami, cerita-cerita pribadi, bahkan acara-acara televisi geje pun rasanya tak ada habisnya kami perbincangkan. Kekuatan telepati antara kami berdua [atau bertiga bila ditambah dengan mbak Tika] pun rasanya sudah kami kuasai, dengan kata lain Rifka sudah sangat memahami apa yang saya pikirkan dan apa yang akan saya katakan dan lakukan tanpa saya beritahu, dan begitu juga sebaliknya dengan saya.


Sore hari tadi, secara resmi mungkin untuk terakhir kalinya saya melihatnya di klinik Naturevet, karena beliau akan meninggalkan kota Jakarta ini menuju Kudus untuk mengikuti suaminya. I'm not such a sentimentil person for saying goodbye to friends, namun sore tadi saat saya berkata "I'm gonna miss you" kepadanya, I really meant that. Saya benar-benar serius berkata demikian kepadanya, karena malam ini pun I miss her already, my sweet partner. Blaaahhhh.. =(

**********


Demikian 2 cerita dari 2 partner saya yang keduanya saya kagumi. People come and go, but once partners always be partners. See you when I see you girls.... dan sayup-sayup terdengar suara Jenny Owen Youngs menyanyikan "Here is a heart" dari speaker yang sudah tidak lagi berdentum.



here is a heart, here is a heart 
I made it for you, so take it
battered and braised, grilled and sautéed 
just how you like it, like it 
you know i live to fill you up





0 comments: