Happy Lunar New Year epribodi!! How's ur long weekend?? Mine is good, tapi juga ga begitu bagus juga sih. Piye jal itu, malah bingung ta mendeskripsikannya.
Jadi begini sodarah-sodarah, selama hidup di Jakarta keseharian saya selalu diisi dengan rutinitas tempo tinggi dari pagi sampai sore/malam, dan kadang-kadang diselingi beberapa aktivitas tambahan di malam harinya seperti nongkrong, nonton konser/film, atau have a drink or two. Pulang jam 1 dini hari, tidur jam 3 pagi, disambung dengan bekerja di pagi harinya dalam keadaan segar bugar sudah biasa. Saya pernah pulang jam 4 pagi, setelah nonton konser, lalu di pagi harinya berangkat praktek seperti biasa. Keseharian seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi saya. Nah dalam kondisi tersebut, jarang sekali saya terkena sakit, paling tidak di Jakarta ini hampir tidak pernah saya terkena serangan asma yang memang sudah saya derita sejak kecil. Hal yang aneh adalah, bila saya berada dalam kondisi libur melebihi jatah saya libur [seperti cuti, long wiken, dll] justru saya biasanya terkena sakit, namun bila kembali bekerja biasanya malah jadi sembuh dan segar bugar. Seperti kemarin dan hari ini, penyakit maag saya kumat, dan itu sangat menyebalkan sekali.
Dr. John Watson, adalah partner dari Sherlock Holmes tokoh karangan Sir Arthur Conan Doyle. Dr. Watson dikisahkan merupakan dokter ahli bedah di kesatuan angkatan darat Britania raya. Berdasarkan film miniseri BBC "Sherlock", setelah terluka di bahu kirinya pada saat bertugas di Afganistan sehingga harus dipulangkan ke Inggris. Sepulang dari Afganistan dan sebelum bertemu dengan Sherlock Holmes, John Watson dikisahkan menderita kelumpuhan salah satu kakinya dan tremor di tangannya. Terapis dari John Watson mengatakan bahwa kondisi tersebut kemungkinan disebabkan karena kondisi psycosomatis akibat Post Traumatic Stress. Namun keanehan terjadi, setelah dirinya bertemu dengan Holmes, berkerja sama dengannya, dan mengalami saat-saat menegangkan bersamanya, tiba-tiba tremor tangannya hilang dan begitu juga dengan kelumpuhan kakinya. Watson dapat berlari dan melompat-lompat dengan normal saat mengejar taksi yang berisi penjahat. Oleh Mycroft, kakak dari Sherlock Holmes, Watson di"diagnosa" menderita psycosomatis bukan karena stres pos trauma, melainkan karena dia sebenarnya merindukan ketegangan-ketegangan seperti yang terjadi di perang Afganistan, dan bekerja dengan Holmes berhasil menumbuhkan ketegangan-ketegangan yang sama sehingga tanpa sadar penyakit psycosomatis itupun sembuh dengan sendirinya.
Apakah itu yang terjadi dengan saya?? Kemarin saat cuti liburan natal di Jogja, hari pertama dan kedua di Jogja saya merasa linglung dan bingung mau ngapain. Bangun tidur lalu bingung karena tidak dituntut mengerjakan rutinitas tempo tinggi sehari-hari. Oleh teman lama saya, saya kemudian di"diagnosa" menderita Post Power Syndrome. Hehehe.. Well, I guess he was right, karena hari-hari selanjutnya diisi dengan saya minum obat asma hampir setiap hari selama di Jogja [memang udara Jogja sedang dingin-dinginnya], sedangkan flu dan batuk melanda keseharian saya disana. Tanggal 4 Januari subuh, dalam keadaan sentrap-sentrup saya sudah nangkring di bandara, menanti ojek terbang saya yang membawa saya kembali pulang ke Jakarta. Saya sampai di jakarta sekitar pukul setengah 8 pagi, dan langsung disambung praktek pagi jam 9. Sesampai di klinik, saya mendapat kabar bahwa ternyata sudah ada pasien anak kucing yang menanti dan sudah dijadwalkan untuk saya operasi tempurung lututnya siang itu juga. Pasien-pasien yang berdatangan, jadwal operasi yang menanti... Pofffff... Seketika itu juga adrenalin berpacu di jantung saya dan menyembuhkan pilek saya, dan tanpa terasa saya bisa menyelesaikan shift saya sampai jam 4 saat itu, dan operasi berjalan dengan lancar. Mirip-mirip dengan yang dialami oleh Dr. John Watson. =)))
Lalu bagaimana dengan hari ini?? Lambung saya yang sedang caper ini jangan-jangan terkena Post Power Syndrome akibat over dosis waktu libur kale ya?? =))
I never consider myself a workaholic, I'm just a hard worker just like common Jakarta peeps. Namun saya memang merasakan langsung dampak atmosfir dan ritme tinggi kerja disini. Bekerja dan terjebak rutinitas dengan tempo tinggi memang menyebalkan, namun tanpa itu kadang kehidupan kita sehari-hari seperti hampa dan seperti ada sesuatu yang hilang.
Semoga besok lambung saya kembali segar bugar seperti sedia kala dan saya bisa kembali bekerja dengan lancar jaya. Cukup 2 hari ini saja deh saya berkawan akrab dengan Omeprazole dan Enzyplex.
Anyway, Gong Xi Fat Cai teman-teman. Semoga berkah dan harapan-harapan terkabul di tahun naga air ini, dan selamat menempuh rutinitas tempo tinggi kembali. Here's a song by Curve - Hell Above Water [OST CSI] to encourage ya'll [link].. ;)
Senin, 23 Januari 2012
Browse » Home »
peristiwa aktual
,
personal
,
random
,
tokoh
» Post Power Syndrome Akibat Over Dosis Waktu Libur
Post Power Syndrome Akibat Over Dosis Waktu Libur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar