Lalu saya jawab dengan, "Loh, emange aku dudu dokter tenanan?? Emang aku dokter abal-abal??" [Loh, emangnya aku bukan dokter beneran?? Emang aku dokter jadi-jadian.red]
Kemudian teman saya tadi me-whatsapp saya lagi, "Aku lagi kesed ki, meh golek surat sakit dokter. Nek njaluk kowe teneh aku dadi Doberman." [Aku lagi males nih, mo cari surat sakit dokter. Kalo minta kamu ntar aku jadi Doberman.red].
Saya tertawa membaca whatsapp teman saya tadi. Tapi sekaligus merenung. Apa benar saya dokter abal-abal. Apakah dengan imbuhan "Hewan" di belakang kata "Dokter" akan menjadikan saya bukan seorang dokter beneran alias dokter abal-abal?? Hmmmm,, buat para pembaca yang menjawab "iya" untuk pertanyaan saya tadi,,,, well, u should read this posting.. cekidot...
Beberapa keistimewaan dokter hewan adalah :
NOTE : Ini adalah edisi yang membahas khusus BEDAH saja!! Untuk edisi yang membahas tentang hal lain, masih ada kelanjutannya di part selanjutnya dari postingan ini.
1. Dokter hewan menangani operasi hewan dari berbagai ras dan berbagai ukuran.
Kebetulan selama ini saya hanya menangani operasi anjing dan kucing saja. Walaupun pernah beberapa kali saya mengasisteni operasi pada burung, kelinci, dan primata, namun operasi solo saya belum sampai pada spesies-spesies tersebut.
Operasi solo dengan ukuran pasien terkecil pertama saya adalah operasi Enukleasi [amputasi bola mata] anjing Shih Tzu dengan berat badan 0,8 kg. Itu adalah operasi enuleasi pertama saya, dan kebetulan operasi itu dilakukan pada anjing umur 2,5 bulan yang memiliki berat badan 0,8 kg. Sekarang seiring waktu berjalan, berat badan pasien-pasien yang dioperasi enukleasi menjadi semakin berkurang secara ekstrim, dalam artian saya pernah mengoperasi enukleasi pasien kucing yang berat badannya 0,5 kg. Yeah, namanya juga semakin bertambah jam terbang.
Anak-anak kucing hasil operasi enukleasi [BB < 0,8 kg].
Kebalikan dengan ukuran pasien terkecil, operasi solo dengan ukuran pasien terbesar yang pernah saya lakukan adalah operasi Ovari-histerektomi kasus Pyometra pada anjing Rottweiler yang memiliki berat badan 43 kg. Yeah, akibat "pergaulan bebas", infeksi lah rahim anjing Rottweiler tersebut, sehingga kami harus membuka perutnya, mengeluarkan rahim dari isi perutnya, dan membungkus sisa rahim busuk tersebut di dalam tas kresek, lalu membuangnya di sebuah angkot dengan harapan akan ada headline di koran Lampu Merah esok harinya yang berbunyi : "Akibat Pergaulan Bebas, Rahim Hasil Aborsi Dibuang di Angkot". Well, gara-gara pergaulan bebas itu, kami terpaksa melakukan operasi yang cukup berat, mengingat operasi tersebut berdarah-darah bagaikan perang Vietnam, bahkan bisa untuk membuat empang darah.
2. Dokter hewan harus melakukan pembiusan [anastesi] hewan dari berbagai spesies, ras, dan ukuran.
Dulu saya sangat menyukai dan tertarik di bidang ini. Bahkan saya pernah berusaha mendalami anastesi mesin, bahkan sampai ke urusan pembuatan dan tekhnis mesin tersebut. Namun karena sesuatu hal yang terjadi beberapa tahun yang lalu, saya menjadi agak down mengenai hal ini. Yah, walaupun saya telah kembali seperti semula, namun antusiasme saya terhadap hal ini entah mengapa menjadi tidak sebesar sebelumnya.
Eniweiiii, sebagai dokter hewan, anastesi adalah senjata utama kami. Secara [dalam beberapa kasus] anjing dan kucing [juga hewan lainnya] berpotensi membahayakan jiwa kami bila tidak dilakukan anastesi sebelum penanganan yang terkadang hanya merupakan tindakan-tindakan sepele, misal pada saat penjahitan luka luar, scalling [pembersihan karang gigi], pengobatan atau bahkan kadangkala anastesi total diperlukan hanya untuk melakukan x'ray saja. Yah begitulah, we're dealing with animals, so penguasaan anastesi mutlak dikuasai.
Ada beberapa anastesi yang umum kami lakukan, dari yang paling ringan, yaitu anastesi lokal. Anastesi lokal biasanya digunakan hanya untuk menjahit atau melakukan tindakan superficial pada hewan yang dapat atau mudah dihandling. Harus digaris bawahi pada kata : dapat atau mudah dihandling!!! Karena bila anastesi ini dilakukan pada hewan galak dan susah dihandling, maka sia-sia lah belaka.
Btw, konon ada juga dokter hewan yang dapat melakukan caesar dengan anastesi lokal ini, dan terus terang saya sama sekali TIDAK mungkin bisa melakukan itu. ;D
Nah, anastesi selanjutnya adalah General Anathaesia, alias anastesi umum, atau dengan bahasa awam adalah Bius total. Anastesi ini adalah anastesi yang paling sering dilakukan oleh para dokter hewan. Bahkan dalam kasus sepele yang sudah saya tulis tadi di atas, karena kita harus ingat "Jangan percaya 100% kepada hewan sejinak apapun hewan itu!!"
Anastesi umum dapat dilakukan secara parenteral [melalui injeksi/suntikan] maupun dibantu dengan inhalasi [gas] menggunakan mesin anastesi. Bayangkan bagaimana susahnya harus membius anak kucing malnutrisi umur 1,5 bulan seberat 0,5 kg agar dapat bertahan melalui operasi enukleasi?? Berapa seper-cc kah obat bius yang harus disuntikkan ke kucing tersebut. Yang lebih ekstrim adalah bila kita membutuhkan waktu yang lama untuk operasi, sehingga harus menggunakan mesin anastesi. Bayangkan bagaimana susahnya memasukkan endotrakeal tube [selang bantu pernafasan, disingkat menjadi ETT] ukuran 2.5 atau 3.0 ke saluran nafas kucing?? Sebagai gambaran, manusia dewasa biasanya menggunakan ETT ukuran 6.5 atau 7.0. Sedangkan kalo untuk anjing Rottweiller ETT-nya menggunakan ukuran 12.0, dan pada anjing St.Bernard, ukuran ETT 12.0 itu masih kekecilan untuk dipasangkan di trakeanya. Hmmm quite challenging yeah?? ;D
Anastesi umum pada seekor kucing yang dioperasi enukleasi
Selain itu, jangan bayangin alat anastesi kami semewah di film-film. Mesin anastesi kami merupakan mesin anastesi sederhana, yang prinsipnya sebenarnya hampir sama dengan mesin anastesi mewah di film-film. Bedanya, bila di film ada ventilator yang bisa membantu pernafasan pasien, disini ada tangan paramedis yang bakalan memompa-mompa karet ijo respiratory bag sepanjang operasi berlangsung bila terjadi henti nafas. Lalu monitor jantungnya?? Yah sebagian klinik di Jakarta ada yang memilikinya, namun kebanyakan dokter hewan memonitor jantung pasien menggunakan tangan mereka dan stetoskop saja. Nah, kalo jantung berhenti adakah alat pacu jantung seperti di film-film??? Ummmm,,,kami punya substitusinya oq.. yaitu : tangan kami yang siap sedia melakukan CPR dan menampar muka pasien bila terjadi henti jantung.. Oleh karena itu, epinephrin adalah obat mutlak tersedia di setiap operasi kami. =D
3. Transfusi darah pada hewan adalah hal yang sangat mewah
Apakah maksud pernyataan di atas?? Jadi begini, tipe darah di anjing ada 13 macam, sedangkan di kucing ada 3 macam. Namun identifikasinya masih sulit, sehingga kesesuaian untuk transfusi harus dilakukan secara crossmatching atau secara mudahnya semacam kenalan di Facebook, bukan kenalan secara kopi darat. Selain itu, di Jakarta yang sudah metropolitan ini tidak memiliki bank darah alias tidak punya PMI bagi hewan. So what??? So,,,,,akibat tidak adanya supply darah transfusi itu lah, maka operasi hanya dapat dibantu menggunakan infus saja. Jadi darah yang hilang selama operasi, hanya dapat diganti dengan cairan saja, bukan dengan komponen-komponen darah yang lengkap. Otomatis, kami mengoperasi berpacu dengan waktu, dan setiap tetes darah yang keluar sangatlah berarti [terutama bagi bangsa burung]. Jadi, kalau di Grey's Anatomy, si dokter Derek Shepherd dapat melakukan operasi craniotomy selama 12jam nonstop, hal itu sangat tidak mungkin dilakukan oleh kami, karena sang pasien pasti metong akibat hipovolemic shoc, alias kehabisan darah.
Lalu bagaimana dengan transplantasi organ di hewan?? Ohmegot,, transfusi darah aja adalah hal yang sangat mewah bagi kami, apalagi transplantasi darah. Jangankan mendapat organ donor yang cocok bagi resipien. Mendapat darah segar yang tidak ditolak oleh antibodi si resipien aja kami udah alhamdulilah. Yah, oleh karena itu, samapi sekarang perdarahan masih menjadi momok bagi kami para dokter hewan Indonesia.
4. Tekhnologi kedokteran hewan Indonesia hampir sama dengan tekhnologi kedokteran 30 tahun yang lalu.
Iyes, teknologi kami hampir menyerupai teknologi kedokteran manusia 30 tahun yang lalu. Tahun-tahun saat penyakit AIDS masih disebut dengan GRID [gay-related immune deficiency]. Bahkan terkadang kami melakukan operasi emergency barbar ala jaman perang dunia kedua, jaman dimana Penicillin masih merupakan obat dewa. I bet, we would be a very good emergency paramedic in a cathastrope, because we are used to do a barbaric medical action. ;D
Niy anjing disantet ato diapain?? Ada batu di kandung kencingnya. =D
Sumpret saya ngiri setengah metong kalo ngeliat serial Grey's Anatomy. Saya iri dengan dokter Calli Torres yang bisa menyambung tangan yang putus. Saya iri dengannya karena bisa membuat pinggul [hip] baru bagi seorang pria, sedangkan saya di sini masih menggunakan pahat dan palu hasil beli di toko material untuk melakukan operasi potong caput femur. Saya iri dengan kacamata pembesar yang selalu dikenakan oleh dokter Derek Shepherd saat melakukan operasi Kraniotomi, padahal saya kadang-kadang melakukan operasi emergency di tempat yang remang-remang pencahayaannya semacam di Panti Pijat kalo kata paramedis saya. (-,-")
Mutilasi kaki kucing alias amputasi kaki pada kucing.
Saya iri kepada dokter Christina Yang yang menggenggam jantung di tangannya, sedangkan dari 5 operasi bedah thorax yang saya ikuti hanya 1 saja yang bertahan hidup sampai 1 tahun, n the others are metong maretong boookkk... Oh-em-ji, I wish I had opportunity to use those technology. huks... Yeah, despite of kekurangan kami, kami para dokter hewan masih mampu melakukan banyak hal. Kami mampu menyambung tulang yang patah, mengeluarkan anak dari perut induknya, memotong bonggol tulang paha, mengembalikan tempurung lutut yang mlengse ke tempat semula, dan hal-hal yang menakjubkan lainnya. Mengapa?? Jawabannya adalah, karena DOKTER HEWAN DITUNTUT UNTUK KREATIF!! Kami menggunakan alat-alat perbengkelan untuk melakukan operasi ortopedi. Pahat, palu, bor listrik boleh beli di Ace Hardware, tang besi, gerinda besi, dll semua kami gunakan untuk mereparasi tulang belulang hewan. Bahkan pin stainless dan kawan stainless pun kami pesen di tukang besi dan stainless. Keren yak?? Selain itu DOKTER HEWAN SELALU MAU BELAJAR DAN BERINOVASI MENCOBA HAL YANG BARU. Saya pernah membaca di twit @rezagunawan, the holistic healer untuk menunda melakukan pemotongan tali pusat pada saat kelahiran untuk mengoptimalkan IMD [Inisiasi Menyusu Dini]. Kemudian saya mencoba mempraktekkan hal tersebut pada saat menangani kelahiran kucing, dan hasilnya adalah: voila,,anak-anaknya pintar-pintar menyusu mamaknya. A very good lesson dari tekhnologi yang bernama social network. =D
Yeah, itu hanya sebagian cerita dari beberapa hal yang kami lakukan untuk tetap berkarnya melakukan yang terbaik dibalik kesulitan dan kekurangan keadaan, dan kurangnya penghargaan profesi kami. Ingatlah pepatah tua, dimana ada pintu yang tertutup, maka disitulah ada jendela yang terbuka, yah ato minimal ada lubang udara seperti di film Mission Impossible, yang bisa kita panjat untuk mencari jalan keluar. Masih ada banyak cerita tentang keseharian kami yang menakjubkan untuk diceritakan, semoga bisa segera saya posting agar syapa tau ada teman-teman yang punya adik pengen jadi dokter hewan ato bapak-ibu yang tertarik anaknya untuk menjadi dokter hewan. ;D
Dan untuk teman-teman dokter hewan yang mo sharing betapa istimewa kesehariannya, monggo dibagi kepada kita semua.. ;)
Dimana ada pintu yang tertutup, maka disitulah ada jendela yang terbuka, yah ato minimal ada lubang udara seperti di film Mission Impossible, yang bisa kita panjat untuk mencari jalan keluar.
Proud to be a Vet!!! coz we are so AWESOME dude!!! ;D
Note : Semua foto adalah dokumentasi pribadi
4 comments:
keren lip
@Gudegss thanks.. =D
Semangat para kolega drh
Semangat para kolega drh
Posting Komentar