How To Be A Veterinary Surgeon For Dummies [part 1] ~ "I'm just a leaf,not a flower"
How To Be A Veterinary Surgeon For Dummies [part 1] | "I'm just a leaf,not a flower"

Kamis, 24 November 2011

How To Be A Veterinary Surgeon For Dummies [part 1]


Hari Sabtu lalu, Prada, seekor anjing Siberian Husky langganan lama kami datang ke klinik dengan kaki pincang. Setelah kami lakukan x'ray, ternyata tampak bahwa persendian panggulnya lepas dan penanganan satu-satunya adalah dengan jalan operasi Caput femoris ostectomy [pemotongan kepala tulang paha]. Karena saat itu jam praktek saya hampir habis, maka saya jadwalkan untuk mengoperasi Prada hari Senin siang.




Dislokasi caput femoris.
Lingkaran kuning : Tampak caput [bonggol] tulang paha keluar dari mangkok acetabulum.





Hari senin pagi, Prada datang diantar pemiliknya untuk dioperasi siang harinya. Sebelum operasi, saya dan mas Koy melakukan pencukuran di bagian yang akan dioperasi. Setelah mas Koy mencukur dengan menggunakan clipper, saya kemudian melanjutkan menghaluskan cukuran dengan menggunakan silet. Gandheng saya memang kagak ahli menggunakan silet, alhasil kaki si Prada menjadi mbeset-mbeset bagaikan abis dicukur oleh Gerwani PKI sambil bernyanyi Gendjer-gendjer. (--")





Setelah menyiapkan si Prada, paramedis saya kemudian  menyiapkan alat-alat operasi sambil menunggu kedatangan drh. Rifka yang akan menjadi co-operator saya. Selain mempersiapkan alat-alat bedah standar, mas Koy juga mempersiapkan alat spesial untuk operasi ortopedi semacam ini, yaitu Palu besi yang biasa untuk nukang, pahat besi boleh beli di engkoh toko material deket pasar Tebet [masih ada labelnya tertulis Rp 22.500,- dan Rp 20.000,-], dan kuret Ortopedi spesial yang dibikin sendiri oleh mas Koy dari sendok makan kami sehari-hari. Selain itu saya juga sudah sangu alat retraktor wannabe bikinan dan hadiah dari sahabat lama saya drh. JQ [Zaqi.red] dari Jogja. Sungguh beruntung saya dikelilingi oleh manusia-manusia kreatif semacam JQ dan mas Koy.




Selain menyiapkan alat-alat bedah, saya juga membuka laptop saya, dan membuka e-book "Color Atlas of Surgical Approaches to the Bones and Joints of Dogs and Cats", e-book "Anatomy of the Dog", dan e-book "Atlas of Orthopedic Surgical Procedures of the Dog and Cat" sebagai bahan contekan saat sedang mengoperasi nanti. Sudah menjadi kebiasaan saya, bila melakukan operasi yang cukup "susah" dan pertama kali saya lakukan secara solo, saya selalu membuka buku [baik buku beneran ato e-book] sebagai bahan contekan. Dengan kata lain, selama operasi saya membuka buku dan mencontek step-by-step dari buku panduan tersebut. Benar-benar "How to be a Veterinary Surgeon for Dummies". (--").




Operasi pun dimulai, dengan alat-alat yang sudah cukup lengkap, dan buku terbuka lebar. Tiba saatnya melakukan pembiusan kepada Prada. Setelah dilakukan induksi, tiba saatnya memasukkan ETT kepada Prada, dan hal tersebut tidak berjalan lancar, karena letak epiglotisnya yang cukup dalam dan karena kami tidak memiliki laryngoskop [ataupun laryngoskop wannabe]. Yaaahhh, atau memang karena kebodohan saya saja sih ETT-nya ga bisa masuk. Saya memang sudah lama ga memasukkan ETT, jadi feeling-nya udah ga begitu jalan padahal dulu 2 tahun yang lalu minimal 3 ekor anjing/kucing yang saya masukin ETT tenggorokannya setiap harinya. Tampaknya butuh latian lagi nih saya. Dan akibat tidak masuknya ETT, terpaksa hanya menggunakan masker respirasi saja yang disambungkan ke anastesi mesin. Cukup riskan juga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tapi apa bolehh buat, show must go on.




Incisi pertama dilakukan, dan kemudian dilanjutkan dengan membuka layer demi layer lapisan otot paha si Prada. Beruntung sekali saya, paha yang saya operasi adalah paha kiri, dan kebetulan sekali gambar di e-book juga paha kiri. Jadi saya tinggal benar-benar mencontek step-by-step yang ada dari e-book saja. Selain itu, retraktor wannabe hadiah dari JQ benar-benar membantu mempermudah pelaksanaan operasi. Rifka dan mas Koy yang menjadi co-operators saya juga sangat kooperatif, dan ini sudah ke-2 kalinya kami melakukan operasi semacam ini bersama. Urusan tarik-menarik kaki dibantu oleh Widi, kasir saya. Kemudian mas Koy dan Rifka membantu mencongkel dan membenggang-mbenggangkan otot-otot yang menutupi bonggol. Kemudian sendok spesial bikinan mas koy sangat berguna untuk mencongkel dan menjadi landasan saya untuk memahat bonggol tulang paha tersebut. Btw, istilah "memahat" bonggol tulang tersebut benar-benar memahat dalam arti harafiah. Dalam artian pahat di tangan kiri saya, dan saya memukulkan palu keras-keras secara berirama ke atas pahat tersebut 
guna menghancurkan pertautan bonggol [caput] tulang paha dengan badan [corpus] tulang paha. Benar-benar pekerjaan menukang yang cukup menyenangkan dan membanggakan bagi seorang wanita seperti saya. Keberuntungan saya benar-benar terbukti, operasi berlangsung lancar jaya dan hanya dalam tempo 1 jam saja saya dapat memahat bonggol tulang panggul Prada dan menjahit bekas sayatan kembali.




Caput [bonggol] femur yang dipahat dan berhasil dipotong.



Kerjasama yang sangat bagus dari kami bertiga. Saya sungguh beruntung dikelilingi oleh partner-partner yang sangat keren-keren dan kreatif. Siapa menyangka pahat dan palu boleh beli di toko material bisa menjadi alat bedah yang sangat berguna bagi operasi ortopedi. Dengan segala keterbatasan, ternyata kami bisa melakukan hal yang Hari ini adalah hari ke-4 post operasi Prada, dan so far perkembangan persembuhan lukanya cukup bagus. Kaki kiri bekas operasi sesekali sudah bisa dipakai untuk menapak namun Prada masih agak malas untuk bergerak karena rasa ngilu post operasinya. Selain itu, kulit Prada yang tertutup plester post operasi menjadi iritasi kemerahan dan ada seperti titik-titik darah, dan hal itu tak lain dan tak bukan adalah akibat tekhnik pencukuran saya yang Gerwani wannabe. Maapkan saya Prada... (--")




Tulang panggul [Hip] anjing Prada post operasi Ostectomy
Lingkaran kuning : tampak caput [bonggol] sudah dipotong.



Kesimpulan : 
1. Kreatifitas mutlak diperlukan untuk menjadi dokter hewan.
2. Suatu saat saya ingin menulis buku berjudul "How to be a Veterinary Surgeon for Dummies". Someday.. Amin!! =D
3. Bukan dokter hewan yang hebat yang dibutuhkan pasien, namun dokter hewan yang mau dan terus belajar dan mencoba.
4. Partner yang sehati adalah segalanya bagi kita.
5. Ada kalanya keberuntungan membuat pekerjaan kita menjadi lancar, namun ada kalanya keberuntungan membawa kita menuju sesuatu yang "lebih" --> hal ini dibuktikan pada postingan saya selanjutnya.
6. Bila ada rekan-rekan dokter hewan yang berminat e-book yang saya sebutkan tadi, silahkan email saya. Gretong bookk!!!
7. Dan bila ada rekan-rekan dokter hewan yang berminat dengan retraktor bikinan drh. Zaqi, silahkan menghubungi beliau langsung. =)












1 comments:

fika mengatakan...

mak,tmn km si jq itu yg tmnnya tante rita sugiarto ya?kewl bgt!kgn dgn blogmu,mak...anakku mulai skolah jd aku (sok) sibuk :p anaknya yg skolah,mamak-e yg skt bdn #curcol. eniwei hsl skolah anakku bbrp minggu yg paling bikin aku terharu adalah *bunyi drum* dia bs nyanyiin theme songny HIMYM lgkp dgn pararananananananana *something like that lah* *ta-daaaaa* :p kutunggu terbitan vet for dummies-muhhh