Postingan tengah malam kembali saya lakukan malam ini. Malam ini saya pengen cerita sesuatu yang menyangkut kegiatan saya di klinik kemarin dan hari ini. Jadi begini ceritanya, hari sabtu kemarin, saya mendapat pasien seekor anjing mixed yorkshire terrier bernama Duffy. Anjing ini merupakan anjing dari klien langganan klinik tempat saya bekerja, dan memang sudah beberapa kali saya menangani anjing ini baik dari vaksin maupun pengobatannya. Anjing ini datang dengan kondisi lemas, tepar abis karena tidak makan dan minum selama lebih dari 5 hari, dan klien kami mengatakan kalo sudah 3 hari Duffy menderita diare berdarah kehitaman.
Mendengar anamnesis [cerita dari klien] tersebut, saya kemudian mengecek kartu status pasien Duffy, dan ternyata Duffy yang berusia 1 tahun lebih beberapa bulan ini sudah menerima beberapa kali vaksin termasuk vaksin lengkapnya [6 bulan yang lalu] dan kesemua vaksin tersebut dilakukan di klinik kami, dan salah satu diantaranya saya lakukan sendiri alias saya yang menangani vaksin terakhirnya. Saya kemudian meminta ijin untuk observasi sekaligus melakukan cek darah sementara menunggu hasil pengobatan sementara yang sedang diobservasi. Saya menerangkan kepada klien bahwa berdasarkan gejala klinis, bisa jadi anjing Duffy menderita Parvo, namun hal tersebut kecil kemungkinannya mengingat vaksinnya sudah lengkap dan dilakukan dengan baik oleh kami sendiri alias dokternya bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Namun kemungkinan terkena juga masih tetap ada, dan kalaupun terkena kemungkinannya untuk survive lebih tinggi karena antibodi Duffy sudah terbentuk.
Saya kemudian menginfus Duffy yang sudah dehidrasi berat, doing some injection, dan mengambil sampel darah. Saya cukup dikejutkan dengan hasil darah, karena dari hasil darahnya benar-benar membuktikan kecurigaan saya, sel darah putih si Duffy menurun tajam dan hal itu merupakan hal yang khas dari gejala penyakit Parvo. Saya kemudian menginformasikan kepada pemilik Duffy, memberikan informasi tentang terapi dan kemungkinan prognosisnya [kemungkinan akhir dari kasus], sekaligus meminta ijin untuk observasi 1 malam. Namun entah mengapa, insting saya mengatakan kalau anjing ini bakalan survive, walaupun hal tersebut tidak saya sampaikan ke klien. Biasa deh, sebagai dokter selalu memberikan the worst case scenario walaupun sebenarnya kita mencium optimisme di dalam kasus yang kita tangani. =)
Observasi semalam dijalankan, di pagi harinya ketika saya datang ke klinik, saya melihat anjing Duffy lebih terkapar di kandang. Agak panik melihat pemandangan tersebut, saya sampar kandang besinya [untuk mengagetkan anjing tersebut]...braaakkkkk...dan Duffy pun terbangun dari tidurnya karena samparan dari kaki saya ke kandangnya tersebut. Fuiihhhh..ternyata dia cuman tidur, udah bikin panik aja. Saya kemudian menghitung-hitung berapa hari dia sudah mulai menampakkan gejala, dan saya hitung sudah 5 hari, iseng lah saya mencoba menyuapin dia makan dengan makanan diet khusus. Pelan-pelan saya suapi, dan ternyata dia mau menelannya. Saya menyuapinya sedikit, karena takut bila terlalu banyak akan muntah. Setelah saya tanyakan ke paramedis saya, ternyata semalaman, sejak saya tinggal, Duffy belum buang air besar lagi, jadi gejala diare sudah menghilang. Saya kemudian melanjutkan pengobatan yang sudah ada dan tetap mengobservasi Duffy.
Sore harinya pemilik Duffy datang untunk menjemput Duffy. Melihat kondisi Duffy yang semakin segar setiap jamnya, dan melihat Duffy yang sudah merengek-rengek minta pulang, akhirnya saya ijinkan Duffy untuk pulang, dengan syarat kontrol rutin dan melanjjutkan pengobatan di rumah.
Sudah divaksin tapi masih juga bobol?? Apakah vaksinasi yang dilakukan gagal?? Saya lebih memandang kasus ini bukan sebagai kegagalan vaksinasi. Bukannya vaksinasinya yang gagal, namun justru vaksinasi itulah yang menyelamatkan jiwanya..!! Jadi secara mudahnya prinsip vaksinasi adalah demikian. Vaksin berisi virus yang sudah dilemahkan dengan berbagai proses tertentu. Virus yang dilemahkan tersebut disuntikkan ke anjing atau kucing, dengan harapan sistem kekebalan anjing atau kucing akan mengenali virus tersebut dan membentuk brigade kesatuan tentara anti virus teroris [antibodi] yang disuntikkan tersebut. Nah kesatuan tentara anti virus teroris tersebut tentu saja tidak lantas membuat teroris enggan nemplok ke tubuh anjing atau kucing alias 100% tidak bakalan terjangkiti penyakit virus teroris tersebut, melainkan kalaupun si virus teroris [yang ada dimana-mana dan bisa didapat dimanapun juga] berani masuk ke tubuh si anjing atau kucing, kesatuan Densus 88 anti virus teroris yang sudah terbentuk berkat vaksinasi bakalan ada untuk berjuang mati-matian untuk membasmi dan melawan virus teroris tersebut.
Nah begitulah pula yang terjadi di dalam tubuh si Duffy. Tentara kesatuan anti teroris parvo di dalam tubuhnya berjuang mati-matian melawan virus Parvo hingga akhirnya dia bisa recover. Harus kita ingat kemungkinan hidup anjing yang didiagnosa menderita penyakit Parvo adalah kurang dari 5% bila dia belum divaksin. Jadi ketahanan tubuh si Duffy yang sudah divaksin anti Parvo benar-benar teruji dalam menangkal serangan virus teroris Parvo.
"Hi, my name is Brino.. Berkat vaksinasi, saya survive dari petualangan di 5 kota.." ;)
6 comments:
keberhasilan suatu vaksinasi itu terkait banyak hal.
salah satu yang penting adalah cooling chain..klo yang dijual2 online itu apalagi bukan dokter hewan yang melakukannya, kagak tahu deh apakah rantai dingin tersebut bisa digaransi.
dan perlu dicatat juga, bahwa vaksinasi yang lengkap-pun dan benar tentunya, belum menjamin hewan anda terbebas dari virus/bakteri yang bersangkutan. karena vaksin tidak bisa mencover 100% dari chalenge lapangan. 85% aja dah bagus. sisanya (plusminus 15% tadi) bisa jadi celah masuknya mikroorganisme patogen tsb. di vaksin aja masih bisa kena, apalagi klo ga divaksin?? klo dah kena nangis2 deh tu pemilik.
@korban @elievia sarap ganti nama yg lebih keren napeeeee bookkk??!!! (--")
@tuanputriburukrupa
udeeh..hrrrrggghhh...
Benar sekali... Vaksinasi hewan kesayangan dengan tata aturan yang benar (oleh pelaksana yang sah, yakni Dokter Hewan) akan memberi perlindungan lebih optimum, keamanan bagi pemiliknya dan lingkungan tempat tinggalnya ( ket. dua terakhir: termasuk terhadap penyakit2 zonosa, seperti Rabies dan leptospira). Hewan kita tidak gampang tertular dan juga tidak sebagai sumber penular).
dok, aku butuh vaksin TB neh. rumah sakit se padang aku tanya gak ada. order prodia pun gak bisa. nyawa ku ketar ketir di medan laga. hiks/.
@Chaeruddin Yoesoef sangat setuju. terimakasih untuk tambahannya.. :)
@Arga Sawung Kusuma coba kl order di toko besi atau toko material, syapa tau ada vaksinnya. :p
Posting Komentar